I. Tidur Normal
Tidur normal adalah disertai
berbagai perubahan fisiologis, termasuk respirasi jantung, tonus otot,
temperature, sekresi hormone, dan tekanan darah.
a.
Pola Tidur
Adalah keadaan
organisme yang teratur, berulang, dan
mudah dibalikan yang ditandai oleh relative tidak bergerak dan peningkatan
besar ambang respon terhadap stimuli eksternal relatif dari keadaan terjaga.
Monitoring ketat pada tidur adalah suatu bagian penting dari praktek klinis,
karena gangguan tidur sering kali merupakan gejala awal dari penyakit mental
yang mengancam.
b.
Temuan Polisomnogram REM
Tidur
terdisidari 2 keadaan fisiologis yaitu tidur dengan gerakan mata tidak cepat
(NREM), dan tidur dengan gerakan mata cepat (REM). Sebagian besar fungsi
fisiologis jelas menurun pada keadaan NREM, dan tidur REM dalah suatu jenis
tidur yang sangat berbeda secara kualitatif yang ditandai oleh tingkat
aktivitas otak dan fisiologis yang sangat aktif yang mirip dengan keadaan
terjaga.
Pada orang
yang tidur normal NREM adalah keadaan yang tenang relative terhadap terjaga,
kecepatan denyut jantung lebih lambat 5-10 denyut semenit di bawah tingkat
terjaga penuh dan sangat teratur.
Orang yang
terjaga selama tidur REM sering kali (60-90%)melaporkan bahwa mereka telah
bermimpi.
c.
Pengaturan Tidur
Terdapat
sejumblah kecil sistem atau pusat yang saling berhubungan yang terutama
berlokasi dibatang otak yang saling mengaktivasi dan menghibisi satu sama lainnya,
banyak penelitian mendukung peranan serotonin dalam pengaturan tidur. Neuron
yang mengandung norepinefrin dengan badan sel yang terletak dinukleus sereleus
memainkan peranan penting dalam pengendalian tidur.
d.
Fungsi Tidur
Tidur berfungsi
restoratif dan homeostatik dan penting untuk termoregulasi dan cadangan energi
normal.
e.
Kekurangan Tidur
Kekurangan tidur
yang panjang kadang-kadang menyebabkan disorganisasi ego, halusinasi, waham.
Pada individu yang kekurangan tidur menunjukan sikap mudah tersinggung dan
latergi. Selain itu kekurangan tidur juga mengakibatkan penampilan
terdebilitasi, lesi kulit, peningkatan asupan makanan, kehilangan berat
badan,peningkatan penggunaan energy, penurunan temperature tubuh, dankematian.
f.
Kebutuhan
Tidur
·
Petidur singkat (short sleeper) adalah individu
yang memerlukan tidur kurang dari 6 jam setiap malam dan berfungsi secara
adekuat. Petidur singkat biasanya efisien, ambisius, cakap secara social dan
puas diri.
·
Petidur lama (long sleeper) adalah individu yang
memerlukan tidur lebih dari 9 jam setiap malam untuk dapat berfungsi secara adekuat.
Petidur lama biasanya depresi ringan, cemas, dan menarik diri secara sosial.
g.
Irama Tidur dan Bangun
Tanpa petunjuk
eksternal, jam tubuh alami ikuti siklus 24 jam. Pengaruh faktor eksternal
seperti siklus terang gelap, rutinitas harian, periode makan penyelaras
eksternal lainnya membentuk orang mejadi siklus 24 jam. Tidur juga dipengaruhi
oleh irama biologis, dalam periode 24 jam orang dewasa tidur sekali atau dua
kali, irama tersebut tidak terdapat pada saat lahir tapi berkembang dalam 2
tahun pertama kehidupan. Pada wanita, pola tidur berubah selama fase siklus
menstruasi.
Kendatipun
orang tidak bekerja pada malam hari, gangguan dari berbagai irama dapat
menghasilkan masalah, contoh yang paling dikenali adalah “jel lag”, dimana,
setelah terbang dari timurr kebarat, seseorang mencoba untuk meyakinkan
tubuhnya untuk tidur pada saat yang diluar fase siklus tubuh orang tersebut,
sebagian orang dapat beradaptasi dalam beberapa hari, tetapi yang lainnya
memerlukan lebih banyak waktu, kondisi dalam tubuh tersebut tampaknya
melibatkan gangguan dan kekacauan siklus jangka panjang.
II. Gangguan Tidur
Kira-kira sepertiga dari orang dewasa di Amerika mengalami
suatu jenis gangguan tidur selama hidupnya. Faktor yang berhubungan dalam
peningkatan prevalensi gangguan tidur adalah jenis kelamin wanita, adanya
gangguan mental atau medis, penyalahgunaan zat, atau usia yang lanjut.
a.
Gejala Umum
Empat gejala utama yang menandai sebagian
besar gangguan tidur adalah insomnia, hypersomnia, parasomnia, gangguan jadwal
tidur bangun.
·
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai dalam memulai
dan mempertahankan tidur. Insomnia memungkinkan sementara atau parsisten. Pada
beberapa orang, insomnia mengkin berhubungan dengan kecemasan, dukacita,
kehilangan atau terjadi hamper disetiap perubahan kehidupan. Pengobatan insomnia bisa diobati dgn hipnotik
benzodiazepine, chloral hydrate (noctec), dan sedatif lainnya.
·
Hypersomnia bermanifestasi sebagai jumblah tidur
yang berlebihan dan mengantuk (somnolensi) yang berlebihan disiang hari, istilah
ini tidak boleh digunakan untuk orang yang semata-mata mengalami kelelahan atau
keletihan fisik. Pola tersebut dialami
secara tiba-tiba sebagai respon perubahan situasi hidup, konflik, atau
kehilangan yang baru terjadi dan dapat diidentifikasikan. untuk mengobatinya
bisa dengan diberikan amfetamin, anti depresan yang non-sedatif, seperti
inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin.
·
Parasomnia adalah gangguan mimpi buruk, ditandai
oleh mimpi yang lama dan menakutkan, dari mana seseorang terbangun dalam keadaan
ketakutan. Biasanya tidak diperlukan pengobatan spesifik untuk gangguan mimpi
buruk, cukup dengan obat yang menekan tidur REM, seperti obat trisiklik.
·
Gangguan Jadwal Tidur Bangun adalah gangguan
dimana individu tidak dapat tertidur saat mereka ingin tidur, walaupun mereka
dapat tidur diwaktu lain. Dengan demikian, mereka tidak dapat tertidur penuh
jika mereka ingin tidur penuh, tetapi mereka mampu untuk tidur pada waktu lain.
Ini terjadi karna ketidak sejajaran
antara prilaku tidur dan bangun.
b.
Klasifikasi
Diagnostic and
Statistical Manual Of Mental Disorders (DSM-IV) mengklasifikasikan gangguan
tidur berdasarkan kriteria diagnostic klinik dan perkiraan etiologi, tiga
kategori gangguan tidur adalah gangguan tidur primer, gangguan tidur yang
berhubungan dengan gangguan mental lainnya dan gangguan tidur lain
·
Gangguan tidur primer
Dua gangguan tidur primer ada dua, yaitu: disomnia dan parasomnia.
Disomnia adalah suatu kelompok gangguan tidur yang heterogen yang termasuk
insomnia primer, hypersomnia primer, narkolepsi, gangguan tidur irama
sirkardian (gangguan jadwal tidur-bangun), dan
parasomnia adalah termasuk gangguan mimpi menakutkan (nightmare
disorder) (gangguan kecemasan mimpi [dream anxiety disorder]), gangguan terror
tidur, gangguan tidur berjalan, dan prasomnia yang tidak ditentukan.
·
Ganggaun Tidur Berhubungan Dengan Gangguan
Mental Lain
Insomnia berhubungan dengan (gangguan aksis I atau aksis
II)
Gangguan
tidur biasanya akibat kecemasan yang merupakan bagian dari salah satu berbagai
gangguan mental yang ada. Insomnia lebih sering pada wanita dibandingkan pada
laki-laki. Pada kasus jelas dimana kecemasan memiliki akar psikologi maka
terapi psikologi dibutuhkan untuk menghilangkan insomnia. Insomnia yang
berhubungan dengan gangguan depresif berat berupa onset tidur yang relative
normal tetapi sering terbangun dipagi hari sebelum waktunya, biasanya dengan
mood yang tidak enak dipagi hari (pagi hari adalah waktu yang terburuk bagi
banyak pasien dengan gangguan depresif berat)
Hipersomnia berhubungan dengan (aksis I atau aksis II)
Hipersomnia
yang terjadi sekurangnya satu bulan ditemukan pada berbagai kondisi, termasuk
gangguan mood. Mengantuk berlebih pada siang hari merupakan stadium awal
depresif ringan dan karakteristik untuk gangguan bifolar 1 fase terdepresi.
Gangguan mental lainnya seperti gangguan kepribadian, gangguan disosiatif,
gangguan somatoform fuga disosiatif, dan gangguan amnestik dapat menghasilkan
pemulihan hipersomnia.
·
Gangguan Tidur Lainnya
Gangguan
Tidur Karna Kondisi Medis Umum
Hampir semua kondisi medis yang disertai rasa nyeri dan
tidak nyaman menyebabkan insomnia, beberapa kondisi menyebabkan insomnia
meskipun keadaan yang tidak terdapat nyeri dan rasa tidak nyaman yang spesifik,
keadaan tersebut adalah neoplasma, lesi vascular, infeksi, dan kondisi
degenerative dan traumatic. kondisi lain, khususnya penyakit endokrin dan
metabolic sering kali menyebabkan gangguan tidur.
Gangguan tidur karena kondisi medis umum diantaranya adalah:
- kejang epileptik
berhubungan dengan tidur
- nyeri kepala kluster dan hemikrania paroksismal kronik berhubungan
dengan tidur
- sindrom menelan
abnormal berhubungan dengan tidur
-asma berhubungan
dengan tidur
- gejala
kardiovaskular berhubungan dengan tidur
-refluks
gastroesofagus berhubungan dengan tidur
- hemolysis
berhubungan dengan tidur (hemoglobinuria nocturnal paroksismal)
Gangguan Tidur Akibat Zat
Gangguan tidur dapat disebabkan oleh zat, seperti
amfetamin, kafein, dan alcohol. Pemakaian alcohol yang berat pada malam hari
menghasilkan rasa mengantuk dan sukar terbangun keesokan harinya. Berbagai obat
kadang-kadangmengsilkan masalah tidur sebagai efek sampingnya, obat tersebut
adalah antimetabolite dan obat kemoterapi kanker, preparat tiroid,
antikonvulsan, obat anti depresan, obat mirip hormone adrenokortikotropik
hormon (ACHT), kontrasepsi oral, a-methyldopa, dan obat penghambat-beta. Obat
kelompok lain tidak mengakibatkan gangguan tidur saat mereka digunakan tetapi
mungkin memiliki efek tersebut setelah dihentikan. Hampir setiap obat dengan
agen sedatif atau penenang (tranquilizing) memiliki efek tersebut, termasuk
benzodiazepine, phenothiazine, obat trisiklik, yang menimbulkan sedasi,
berbagai obat jalan, termasuk marijuana, opiate, dan opoid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar