Selasa, 01 Maret 2016

Tidur Normal dan Gangguan Tidur


I. Tidur Normal
Tidur normal adalah disertai berbagai perubahan fisiologis, termasuk respirasi jantung, tonus otot, temperature, sekresi hormone, dan tekanan darah.
a.       Pola Tidur
Adalah keadaan organisme yang teratur,  berulang, dan mudah dibalikan yang ditandai oleh relative tidak bergerak dan peningkatan besar ambang respon terhadap stimuli eksternal relatif dari keadaan terjaga. Monitoring ketat pada tidur adalah suatu bagian penting dari praktek klinis, karena gangguan tidur sering kali merupakan gejala awal dari penyakit mental yang mengancam.
b.      Temuan Polisomnogram REM
Tidur terdisidari 2 keadaan fisiologis yaitu tidur dengan gerakan mata tidak cepat (NREM), dan tidur dengan gerakan mata cepat (REM). Sebagian besar fungsi fisiologis jelas menurun pada keadaan NREM, dan tidur REM dalah suatu jenis tidur yang sangat berbeda secara kualitatif yang ditandai oleh tingkat aktivitas otak dan fisiologis yang sangat aktif yang mirip dengan keadaan terjaga.
Pada orang yang tidur normal NREM adalah keadaan yang tenang relative terhadap terjaga, kecepatan denyut jantung lebih lambat 5-10 denyut semenit di bawah tingkat terjaga penuh dan sangat teratur.
Orang yang terjaga selama tidur REM sering kali (60-90%)melaporkan bahwa mereka telah bermimpi.
c.       Pengaturan Tidur
Terdapat sejumblah kecil sistem atau pusat yang saling berhubungan yang terutama berlokasi dibatang otak yang saling mengaktivasi dan menghibisi satu sama lainnya, banyak penelitian mendukung peranan serotonin dalam pengaturan tidur. Neuron yang mengandung norepinefrin dengan badan sel yang terletak dinukleus sereleus memainkan peranan penting dalam pengendalian tidur.
d.      Fungsi Tidur
Tidur berfungsi restoratif dan homeostatik dan penting untuk termoregulasi dan cadangan energi normal.
e.      Kekurangan Tidur
Kekurangan tidur yang panjang kadang-kadang menyebabkan disorganisasi ego, halusinasi, waham. Pada individu yang kekurangan tidur menunjukan sikap mudah tersinggung dan latergi. Selain itu kekurangan tidur juga mengakibatkan penampilan terdebilitasi, lesi kulit, peningkatan asupan makanan, kehilangan berat badan,peningkatan penggunaan energy, penurunan temperature tubuh, dankematian.
f.         Kebutuhan Tidur
·         Petidur singkat (short sleeper) adalah individu yang memerlukan tidur kurang dari 6 jam setiap malam dan berfungsi secara adekuat. Petidur singkat biasanya efisien, ambisius, cakap secara social dan puas diri.
·         Petidur lama (long sleeper) adalah individu yang memerlukan tidur lebih dari 9 jam setiap malam untuk dapat berfungsi secara adekuat. Petidur lama biasanya depresi ringan, cemas, dan menarik diri secara sosial.
g.       Irama Tidur dan Bangun
Tanpa petunjuk eksternal, jam tubuh alami ikuti siklus 24 jam. Pengaruh faktor eksternal seperti siklus terang gelap, rutinitas harian, periode makan penyelaras eksternal lainnya membentuk orang mejadi siklus 24 jam. Tidur juga dipengaruhi oleh irama biologis, dalam periode 24 jam orang dewasa tidur sekali atau dua kali, irama tersebut tidak terdapat pada saat lahir tapi berkembang dalam 2 tahun pertama kehidupan. Pada wanita, pola tidur berubah selama fase siklus menstruasi.
                Kendatipun orang tidak bekerja pada malam hari, gangguan dari berbagai irama dapat menghasilkan masalah, contoh yang paling dikenali adalah “jel lag”, dimana, setelah terbang dari timurr kebarat, seseorang mencoba untuk meyakinkan tubuhnya untuk tidur pada saat yang diluar fase siklus tubuh orang tersebut, sebagian orang dapat beradaptasi dalam beberapa hari, tetapi yang lainnya memerlukan lebih banyak waktu, kondisi dalam tubuh tersebut tampaknya melibatkan gangguan dan kekacauan siklus jangka panjang.
II. Gangguan Tidur
Kira-kira sepertiga dari orang dewasa di Amerika mengalami suatu jenis gangguan tidur selama hidupnya. Faktor yang berhubungan dalam peningkatan prevalensi gangguan tidur adalah jenis kelamin wanita, adanya gangguan mental atau medis, penyalahgunaan zat, atau usia yang lanjut.
a.       Gejala Umum
Empat gejala utama yang menandai sebagian besar gangguan tidur adalah insomnia, hypersomnia, parasomnia, gangguan jadwal tidur bangun.
·         Insomnia adalah kesukaran dalam memulai dalam memulai dan mempertahankan tidur. Insomnia memungkinkan sementara atau parsisten. Pada beberapa orang, insomnia mengkin berhubungan dengan kecemasan, dukacita, kehilangan atau terjadi hamper disetiap perubahan kehidupan.  Pengobatan insomnia bisa diobati dgn hipnotik benzodiazepine, chloral hydrate (noctec), dan sedatif lainnya.
·         Hypersomnia bermanifestasi sebagai jumblah tidur yang berlebihan dan mengantuk (somnolensi) yang berlebihan disiang hari, istilah ini tidak boleh digunakan untuk orang yang semata-mata mengalami kelelahan atau keletihan fisik.  Pola tersebut dialami secara tiba-tiba sebagai respon perubahan situasi hidup, konflik, atau kehilangan yang baru terjadi dan dapat diidentifikasikan. untuk mengobatinya bisa dengan diberikan amfetamin, anti depresan yang non-sedatif, seperti inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin.
·         Parasomnia adalah gangguan mimpi buruk, ditandai oleh mimpi yang lama dan menakutkan, dari mana seseorang terbangun dalam keadaan ketakutan. Biasanya tidak diperlukan pengobatan spesifik untuk gangguan mimpi buruk, cukup dengan obat yang menekan tidur REM, seperti obat trisiklik.
·                     Gangguan Jadwal Tidur Bangun adalah gangguan dimana individu tidak dapat tertidur saat mereka ingin tidur, walaupun mereka dapat tidur diwaktu lain. Dengan demikian, mereka tidak dapat tertidur penuh jika mereka ingin tidur penuh, tetapi mereka mampu untuk tidur pada waktu lain.  Ini terjadi karna ketidak sejajaran antara prilaku tidur dan bangun.
b.                  Klasifikasi
Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorders (DSM-IV) mengklasifikasikan gangguan tidur berdasarkan kriteria diagnostic klinik dan perkiraan etiologi, tiga kategori gangguan tidur adalah gangguan tidur primer, gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan mental lainnya dan gangguan tidur lain
·         Gangguan tidur primer
Dua gangguan tidur primer ada dua, yaitu: disomnia dan parasomnia. Disomnia adalah suatu kelompok gangguan tidur yang heterogen yang termasuk insomnia primer, hypersomnia primer, narkolepsi, gangguan tidur irama sirkardian (gangguan jadwal tidur-bangun), dan  parasomnia adalah termasuk gangguan mimpi menakutkan (nightmare disorder) (gangguan kecemasan mimpi [dream anxiety disorder]), gangguan terror tidur, gangguan tidur berjalan, dan prasomnia yang tidak ditentukan.
·           Ganggaun Tidur Berhubungan Dengan Gangguan Mental Lain
Insomnia berhubungan dengan (gangguan aksis I atau aksis II)
Gangguan tidur biasanya akibat kecemasan yang merupakan bagian dari salah satu berbagai gangguan mental yang ada. Insomnia lebih sering pada wanita dibandingkan pada laki-laki. Pada kasus jelas dimana kecemasan memiliki akar psikologi maka terapi psikologi dibutuhkan untuk menghilangkan insomnia. Insomnia yang berhubungan dengan gangguan depresif berat berupa onset tidur yang relative normal tetapi sering terbangun dipagi hari sebelum waktunya, biasanya dengan mood yang tidak enak dipagi hari (pagi hari adalah waktu yang terburuk bagi banyak pasien dengan gangguan depresif berat)
Hipersomnia berhubungan dengan (aksis I atau aksis II)
Hipersomnia yang terjadi sekurangnya satu bulan ditemukan pada berbagai kondisi, termasuk gangguan mood. Mengantuk berlebih pada siang hari merupakan stadium awal depresif ringan dan karakteristik untuk gangguan bifolar 1 fase terdepresi. Gangguan mental lainnya seperti gangguan kepribadian, gangguan disosiatif, gangguan somatoform fuga disosiatif, dan gangguan amnestik dapat menghasilkan pemulihan hipersomnia.

·         Gangguan Tidur Lainnya

Gangguan Tidur Karna Kondisi Medis Umum
Hampir semua kondisi medis yang disertai rasa nyeri dan tidak nyaman menyebabkan insomnia, beberapa kondisi menyebabkan insomnia meskipun keadaan yang tidak terdapat nyeri dan rasa tidak nyaman yang spesifik, keadaan tersebut adalah neoplasma, lesi vascular, infeksi, dan kondisi degenerative dan traumatic. kondisi lain, khususnya penyakit endokrin dan metabolic sering kali menyebabkan gangguan tidur.
Gangguan tidur karena kondisi medis umum diantaranya adalah:
                - kejang epileptik berhubungan dengan tidur
- nyeri kepala kluster dan hemikrania paroksismal kronik berhubungan dengan tidur
                - sindrom menelan abnormal berhubungan dengan tidur
                -asma berhubungan dengan tidur
                - gejala kardiovaskular berhubungan dengan tidur
                -refluks gastroesofagus berhubungan dengan tidur
                - hemolysis berhubungan dengan tidur (hemoglobinuria nocturnal paroksismal)

Gangguan Tidur Akibat Zat

Gangguan tidur dapat disebabkan oleh zat, seperti amfetamin, kafein, dan alcohol. Pemakaian alcohol yang berat pada malam hari menghasilkan rasa mengantuk dan sukar terbangun keesokan harinya. Berbagai obat kadang-kadangmengsilkan masalah tidur sebagai efek sampingnya, obat tersebut adalah antimetabolite dan obat kemoterapi kanker, preparat tiroid, antikonvulsan, obat anti depresan, obat mirip hormone adrenokortikotropik hormon (ACHT), kontrasepsi oral, a-methyldopa, dan obat penghambat-beta. Obat kelompok lain tidak mengakibatkan gangguan tidur saat mereka digunakan tetapi mungkin memiliki efek tersebut setelah dihentikan. Hampir setiap obat dengan agen sedatif atau penenang (tranquilizing) memiliki efek tersebut, termasuk benzodiazepine, phenothiazine, obat trisiklik, yang menimbulkan sedasi, berbagai obat jalan, termasuk marijuana, opiate, dan opoid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar