Selasa, 01 Maret 2016

OLEH-OLEH DARI RUMAH SAKIT JIWA


                Rumah Sakit Jiwa, apa yang ada dalam pikiran anda tentang tempat tersebut ?. mungkin anda akan berpikir tempat tersebut adalah tempat untuk orang-orang yang memiliki gangguan jiwa sehingga Rumah Sakit Jiwa itu anda anggap sebagai tempat yang serem dan menakutkan, pada awalnya saya berpikiran yang sama namun setelah saya mencoba untuk masuk kerumah sakit jiwa ternyata itu tidak sepenuhnya benar, namun karena pengetahuan kita saja yang kurang tentang gangguan jiwa, sehingga kita berpikiran demikian.
                Pada setiap orang yang mengidap gangguan jiwa memiliki intensitas yang berbeda-beda, mulai dari ringan, sedang, dan berat. Gangguan jiwa yang ringan memiliki ciri prilaku seperti cemas, hysteria dan fobia. Sedangkan gangguan jiwa berat memiliki ciri prilaku seperti halusinasi, ilusi, asosiasi longkar, dan efek datar.
                Pada gangguan jiwa yang memiliki intensitas berat sebagian besar mengidap Skizoprenia, Skizoprenia adalah gangguan proses berfikir, dimana individu mengalami gangguan proses menginterpretasikan realitas, dan terganggunya pengelolaan emosi. Banyak gejala-gejala yang muncul pada individu yang mengidap skizoprenia, seperti halusinasi. Pada hal ini individu terlihat berbicara sendiri atau tertawa sendiri,  hal ini terjadi karena individu tersebut menganggap bahwa ada orang lain yang sedang bersama  dengan individu tersebut, hal ini dianggap nyata oleh individu yang mengidap skizoprenia namun akan diangap sebaliknya bagi individu yang tidak memiliki gangguan jiwa.
                Menarik diri dari lingkungan, hal ini merupakan salah satu gejala yang muncul pada individu yang mengidap skizoprenia, dalam hal ini individu tersebut menganggap bahwa orang lain pada lingkungan sosialnya atau bahkan kelurga sekali pun dianggap sebagai ancaman yang bisa membahayakan dirinya.
                Gangguan-gangguan jiwa yang dialami oleh individu tertentu itu disebabkan oleh banyak faktor, ada karna keturunan, zat, dan lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan disebabkan oleh keturunan adalah individu mengidap gangguan jiwa disebabkan oleh adanya keturunan dimana ada salah satu orang tua dari individu tersebut juga mengidap gangguan jiwa sehingga menurun kepada individu.
Gangguan jiwa juga dapat disebabkan oleh zat, yaitu penggunaan zat-zat adiktif seperti yang terkandung dalam narkoba yang menimbulkan kerusakan otak juga dapat menjadi penyebab munculnya gangguan jiwa.  
Gangguan jiwa juga dapat disebabkan oleh lingkungan sosial, ketika perlakuan lingkungan sosial terhadap seorang individu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan individu tersebut, maka hal ini dapat menyebabkan gangguan jiwa pada individu tertentu, dalam hal ini peranan lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap usaha mengurangi atau memperparah gangguan jiwa yang dialami oleh individu tertentu.
Untuk mengurangi intensitas gangguan jiwa pada individu tertentu, maka diperlukan pihak-pihak yang memang memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menangani gangguan jiwa, seperti Psikolog dan Psikiater, sehingga individu yang mengidap gangguan jiwa dapat menerima perawatan yang baik untuk mengurangi gangguan jiwa yang dimiliki nya bukan malah memperparah gangguan jiwa yang miliki nya, hal ini mungkin hanya akan didapati di Rumah Sakit Jiwa.
Membawa individu ke Rumah Sakit Jiwa merupakan solusi yang paling baik dalam usaha mengurangi intensitas gangguan jiwa atau bahkan menyembuhkan gangguan jiwa, karena di Rumah Sakit Jiwa individu akan di tangani oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang menanganan gangguan jiwa, adapun cara yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa berupa pemberian obat-obatan (farmatalogis) dan therapy. Adapun therapy yang digunakan seperti bernyanyi bersama, beribadah dan melakukan hal-hal yang iya sukai secara bersama-sama.
Gangguan mental dari individu-individu yang mengalami dapat diperparah oleh perlakuan lingkungan social itu sendiri, perlakukan seperti dipasung, dikurung, pemberian stigma negative dari masyarakat, lalu pemberian panggilan “orang gila” itu akan membuat mereka semakin terpuruk dengan gangguan jiwanya, mereka dianggap seolah-oleh sebagai manusia yang tidak berguna, seharusnya mereka pun harus dianggap seperti manusia yang lain, karena individu itu juga tidak pernah berharap untuk menjadi manusia yang memiliki gangguan jiwa, dan mereka juga ingin hidup normal dan menata hidup agar lebih baik lagi seperti yang lain.
                  
               

                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar