Wawancara kerja dilakukan
pada saat proses recruitment pekerja baru pada suatu perusahaan atau instansi
pemerintah tertentu, wawancara kerja dilakukan untuk mencoba mencari individu
yang paling cocok dengan pekerjaan yang tersedia pada perusahaan atau instansi
pemerintah tertentu. Hal ini dilakukan dengan mencoba melakukan observasi
langsung dengan metode Tanya jawab terhadap pelamar yang bertujuan untuk
mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai subjek, demi menilai apakah
subjek cocok menjadi pekerja dengan pekerjaan yang ada atau tidak, hal ini
idealnya dilakukan oleh seorang Psikolog.
Mungkin
bagi para pekerja pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah tertentu hal
ini merupakan hal yang biasa, karena mereka sudah memiliki pengalaman dalam
menghadapi wawancara kerja, namun bagi individu tertentu terutama yang belum
pernah melamar kerja hal ini menjadi sebuah momok yang menakutkan, karena belum
memiliki pengalaman sebelumnya dalam menghadapi hal ini.
Bagi
orang awan mungkin bertanya-tanya mengenai hal apa saja kah yang diperhatikan
dalam sebuah wawancara kerja, berikut saya akan coba menguraikan sedikit
tentang hal-hal yang diperhatikan atau dirasa menjadi penentu kesuksesan
seseorang dalam menghadapi wawancara kerja.
Apa yang saya akan uraikan ini adalah hasil wawancara saya kepada 2
orang yang memiliki profesi sebagai pewawancara kerja, mereka adalah Dra. Lydia
Indira Mpsi dan Drs. Widura I.M Msi, keduanya juga merupakan dosen Fakultas
Psikologi Universitas Jayabaya Jakarta.
Dra.
Lydia Indira Mpsi, mengatakan bahwa salah satu yang diperhatikan terhadap
pelamar kerja adalah kecerdasan, kecerdasan tersebut bisa kita lihat dengan
melakukan test kecerdasan pada pelamar tersebut, namun dalam wawancara
kecerdasan pelamar pun bisa terlihat dari bagaimana dia bicara saat menjawab
pertanyaan yang saya berikan, dengan berbicara yang nyambung, tenang tidak
tegang serta dengan bahasa tubuh yang menyakinkan dan tata bahasa yang mudah
dimengerti, kita bisa menyimpulkan bahwa pelamar tersebut memiliki kecerdasan
yang cukup baik.
Bicara
dengan pembawaan tenang dan tidak dalam kondisi tegang bisa kita lihat dari
gerak tubuhnya yang meliputi, tangan yang bermain secara alami mengikuti irama
kalimat yang sedang diucapkan, dan tatapan wajah menghadap kearah lawan bicara.
Selain
kecerdasan masih banyak hal lain yang diperhatikan dalam wawancara kerja, salah
satunya adalah prestasi, baik prestasi pada masa pendidikannya, prestasi
diperusahaan tempat iya bekerja sebelumnya atau prestasi dibidang organisasi.
Sebagai contoh, misalkan pelamar tersebut pernah menjadi ketua Senat dimasa
saat iya kuliah, ini sudah menunjukan paling tidak sudah memiliki kemampuan leadership
dengan demikian dapat diasumsikan bahwa pelamar tersebut sudah memiliki
kepercayaan diri. Dan kemampuan leadership (kepemimpinan) serta kepercayaan
diri juga merupakan hal penting yang diperhatikan ketika wawancara kerja
berlangsung. Kemampuan leadership dan kepercayaan diri yang terlihat pada gerak
tubuhnya pada saat wawancara meliputi, ketika memasuki ruangan wawancara pelamar
kerja berjalan dengan tubuh tegak, wajah yang menghadap kedepan/menghadap
kearah pewawancara kerja, cara pelamar tersebut memposisikan tubuh pada saat
duduk dan dari kuat atau lemahnya pelamar tersebut berjabat tangan.
Ketika
memasuki ruangan wawancara dengan tubuh tegak, tidak membungkuk atau
mengecilkan badan, wajah menghadap
kedepan/kearah pewawancara kerja, tidak tidak mengarahkan pandangan kearah lain
atau menunduk, serta dengan memposisi kan tubuh tegak ketika duduk, rileks,
tidak menutup tubuh ini bisa dikatakan bahwa pelamar tersebut memiliki
kepercayaan diri. Namun jika pelamar menutup tubuh dengan mengaitkan tangan
didepan dada pada saat wawancara telah berlangsung beberapa saat didalam
ruangan wawancara yang memiliki pendingin ruangan, bisa jadi pelamar tersebut
kedinginan, berbeda ketika hal tersebut dilakukan ketika pelamar mulai masuk
kedalam ruangan, jika ini terjadi kemumkinan pelamar tersebut sedang dalam
keadaan tegang dan iya mencoba untuk menutup dirinya sebagai usaha melindungi
diri.
Adapun dengan kuat lemahnya
berjabat tangan itu menggambarkan kemampuan leadership (kepemimpinan), jika
dalam berjabat tangan kekuatannya lemah dapat diasumsikan orang tersebut tidak
memiliki kemampuan leadership (kepemimpinan), beda dengan pelamar yang memiliki
kekuatan berjabat tangan yang kuat, dapat diasumsikan orang tersebut memiliki
ketegasan dan berani mengambil keputusan yang menggambarkan bahwa pelamar
tersebut memiliki kemampuan leadership. Namun hal ini tidak bisa dikaitkan
dengan budaya dan agama, dimana pada budaya dan agama tertentu yang melarang bersentuhan
kulit dengan lawan jenis yang bukan muhrim.
Itu adalah
hal-hal yang diperhatikan ketika wawancara kerja dilakukan menurut Dra. Lydia
Indira Mpsi, dosen Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya Jakarta.
Berikut
saya akan uraikan hasil wawancara berikutnya mengenai hal yang diperhatikan
ketika wawancara kerja dengan Drs. Widura I.M Msi, beliau merupak dosen
Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya Jakarta.
Gerak
tubuh bukan penentu bagi seorang pelamar apakah dia sukses atau gagal dalam
menghadapi wawancara kerja, adapun gerak tubuh yang diperhatikan dalam wawncara
kerja meliputi cara dia berjalan kearah pewawancara, apakan iya berjalan dengan
percaya diri atau tidak. Pelamar yang berjalan dengan percaya diri terlihat
dari tubuh yang tegak, tatapan wajah kedepan dan langkan kaki yang panjang.
Selain dari cara berjalan bentuk tubuh pun dapat dikaitkan dengan kepercayaan
diri, jika sipelamar mencoba menutup atau mengecilkan tubuh, dapat dikatakan
orang tersebut tegang/takut, berbeda jika pelamar tersebut membuka atau
melebarkan tubuh yang dapat diartikan pelamar tersebut memiliki kepercayaan
diri, dan orang yang percaya diri pun terlihat dari caranya berdiri, jika
ketika berdiri kuda-kudanya kuat maka bisa dikatakan pelamar tersebut memiliki
kepercayaan diri
Cara
bicara juga menjadi hal yang diperhatikan dalam wawancara kerja, dimana pelamar
yang memiliki kepercayaan diri biasa dalam berbicara berirama, tidak
pendek-pendek dan tidak melakukan gerakan berulang. Yang dimaksud dengan
gerakan berulang adalah gerakan yang dilakukan berulang-ulang, seperti memegang
hidup, menggaruk kepala, dan memegang kacamata yang dilakukan berulang-ulang,
dengan melakukan gerakan berulang ini dapat dikatakan pelamar tersebut sedang
tegang/sedang berbohong mengenai apa yang sedang iya katakan. selain gerakan
berulang kontak mata pun harus diperhatikan, jika pada saat bicara pelamar
tersebut melakukan gerakan berulang dan menghindari kontak mata, maka
kemungkinan besar pelamar tersebut sedang berbohong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar