Jumat, 05 Juni 2015

METODE KONSELING dengan PENDEKATAN HUMANISTIK DALAM PSIKOLOGI KONSELING


Pendekatan Humanuistik
            Istilah humanistic dalam hubungannya dengan konseling, memfocuskan pada potensi individu untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan lingkungannya. Para professional yang menggunakan pendekatan humanistik membantu individu untuk meningkatkan pemahaman diri melalui pengalaman perasaan-perasaan mereka. Istilah humanistic sangat luas dan memfokuskan pada individu sebagai pembuat keputusan dan pencetus pertumbuhan dan perkembangan diri merekan senddiri. (Gladding, 2004).  Yang akan dibicarakan disini adalah person-contered counseling dari Carl Rogers

Person-contered counseling (client-centered counseling)
            Carl Rogers adalah orang yang diidentikkan dengan konseling tipe ini. Iyalah yang pertama-tama memformulasikan teori ini dalam bentuk psikoterapi non direktif, dalam bukunya Counseling and Psychotherapy, yang terbit pada tahun 1942. Teori ini kemudian berkembang menjadi client-centered/person-centered counseling dan diaplikasikan untuk pendekatan kelompok, keluarga, masyarakat, dan juga individu.

Pandangan Tentang Manusia  
            Implisit dalam person-centered counseling adalah pandangan bahwa orang pada dasarnya adalah baik (Rogers, 1971). Karakteristik manusia adalah positive, forward moving, constructive, realistic, and trustworthy (Rogers, 1957). Setiap pribadi adalah orang sabar, terarah dari dalam (inner directed) dan bergerak kearah aktualisasi diri, sejak dari bayi.

Peran Konselor
            Peran konselor bersifat holistik, berakar pada cara mereka berada dan sikap-sikap mereka, tidak ada pada tekhnik-tekhnik yang dirancang agar klien melakukan sesuatu. Penelitian menunjukan bahwa sikap-sikap terapis lah yang memfasilitasi perubahan pada klien dan bukan pengetahuan, teori, atau tekhnik-tekhnik yang mereka miliki. Terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai instrument perubahan. Fungsi mereka menciptakan iklim terapeutik yang membantu klien untuk tumbuh. (Rogers, 1951, 1980).
            Konselor juga percaya bahwa klien akan mengembangkan agenda mengenai apa yang ingin dicapainya. Konselor hanya fasilitator dan kesabaran adalah esensial.

Teknik-teknik konseling    
            Untuk terapis person-centered,  kualitas hubungan konseling jauh lebih penting dari pada teknik. Rogers (1957) percaya bahwa ada tiga kondisi yang perlu dan sudah cukup untuk konseling, yaitu (1) empathy, (2) positive regard (acceptance), dan (3) congruence (genuineness)
1.      Empati adalah kemampuan konselor untuk merasakan bersama dengan klien dan menyampaikan pemahaman ini kembali kepada mereka. Empati adalah usaha untuk berpikir bersama dan bukan berpikir tentang atau untuk mereka (Brammer, Abrego & Shostrom 1993)
2.      Positive Regard yang dikenal juga sebagai ekspektansi adalah genuine caring yang mendalam untuk klien sebagai pribadi-sangat menghargai klien karena keberadaannya (Rogers, 1980)

3.      Kongruensi adalah kondisi transparan dalam hubungan terapeutik dengan tidak memakai topeng atau pulasan-pulasan (Rogers, 1971, 1980)       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar