Rabu, 11 November 2015

ANALISIS KEPRIBADIAN  SOE HOK GIE

    SOE HOK GIE lahir di Jakarta pada 17 Desember 1942. Ia adalah putra keempat dari keluarga penulis produktif Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Usia lima tahun adik Arief Budiman ini masuk sekolah Sin Hwa School, sekolah khusus untuk keturunan Tionghoa. Lulus SD ia meneruskan ke SMP Strada, kemudian ke SMA Kanisius, Jakarta, lalu ke Universitas Indoneisa Jurusan Sejarah. Mahasiswa Soe Hok Gie berperawakan kecil tapi bercita-cita besar.

    GIE sapaan akrab Soe Hok Gie meninggal bersama sahabatnya Idhan Danvantari Lubis digunung Semeru ketika melakukan pendakian kegunung Semeru tanggal 16 Desember 1969, saat itu Gie, Idhan dan sahabat-sahabat lainnya mendaki gunung Semeru, namun sayangnya Gie dan Idhan meninggal di Mahameru (puncak gunung Semeru) akibat menghirup gas beracun dari kawah gunung Semeru, 24 Desember 1969 Gie dimakamkan dipemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober Tanah Abang, sayangnya pada tahun 1975 Ali Sadikin (gubernur DKI pada saat itu) membongkar Pekuburan Kober dan jenazah Gie harus dipindahkan lagi, namun keluarga dan sahabat Gie menolak untuk memindahkan makam Gie, karna Gie pernah berpesan jika ia meninggal ia minta jenazahnya dibakar dan abunya dibuang digunung, akhirnya keluarga dan sahabtanya melakukan itu lalu abunya dibuang di gunung Pangrango.

    Almarhum Soe Hok Gie adalah salah satu tokoh penting mahasiswa. Ia termasuk salah satu tokoh kunci dalam sejarah munculnya angakatan ’66, suatu angkatan dalam sejarah gerakan kaum muda di Indonesia yang nyaris jadi legenda, sekaligus mitos. Soe Hok Gie sebagai bagian dari gelombang yang bergulung pada masa itu, juga banyak menulis dan membuat catatan-catatan di berbagai media masa. Tulisan-tulisannya yang tajam, menggigit dan seringkali sinis itu membuat rasa kemanusiaan setiap pembacanya seperti dirobek-robek, tahun-tahun antara 1967-1969 merupakan masa yang produktif bagi Soe Hok Gie. Pada saat itu yang terjadi  di Tanah air adalah periode transisional pada tingkat elit kekuasaan : Orde Lama ke Orde Baru.

    Sebuah hal yang menarik bagi saya untuk melakukan analisa kepribadian Gie,  kali ini saya akan melakukan analisa terhadap kepribadian Gie dengan menggunakan teori struktur kepribadian dari Gordon W. Allport. Struktur kepribadian menurut Allport ada 3, yaitu : Cardinal Trait, Central Trait, dan Secondary Trait.

    Cardinal Trait dari Gie adalah epic writer, hal ini karena Gie memang dikenal dari karya tulisannya, banyak karya tulisnya yang membuat para pembaca merasa terpukau, Gie juga aktif menulis diberbagai media cetak, banyak kalangan yang menganggap bahwa Gie adalah penulis yang cukup produktif, seperti yang disampaikan  Prof. Dr Harsja W.Bachtiar yang pada saat itu sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia “Soe Hok Gie adalah seorang cendikiawan yang ulung yang terpikat pada ide, pemikiran dan yang terus menerus menggunakan akal pikirannya untuk mengembangkan dan menyajikan ide-ide yang menarik perhatiannya. Tulisan-tulisannya menggugah hati pembaca, menjadikan mereka menyokong sepenuhnya pandangan-pandangan yang dikemukakannya atau membenci penulisnya yang berani mengatakan apa yang tidak berani dinyatakan oleh orang lain. Jarang ada pembaca yang tidak terpengaruh oleh tulisannya. Soe Hok Gie adalah seorang pemuda yang penuh cita-cita Dalam memperjuangkan  cita-citanya ia berani berkorban dan memang sering menjadi korban”. Selain itu sahabat Gie juga mengatakan “Gie itu punya kebiasaan nulis, kalau lagi digunung Gie suka sendiri sambil nulis"

    Gie juga dikenal senang sekali membuat catatan pribadi tentang apa yang dilakukannya dan tentang pikirannya, banyak catatan harian Gie dibuku kan, ada beberapa buku yang isinya adalah catatan harian dari Gie, salah satu buku yang berisi catatan harian Gie adalah Catatan Seorang Demonstran, didalam buku tersebut berisikan catatan harian Gie selama Gie aktif dari dunia pergerakan mahasiswa.

    Banyak puisi karya Gie yang buat saya pribadi cukup mengesankan terutama puisis-puisi yang bertemakan alam, salah satu puisi karya Gie yang bertemakan alam berjudul Mandalawangi, Mandalawangi adalah tempat padang Edelweis digunung Pangrango yang juga jadi tempat dibuangnya abu dari sisa pembakaran jenazah Gie, berikut adalah puisi hasil karya Gie yang berjudul Mandalawangi :

MANDALAWANGI – PANGRANGO

 

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurangmu

Aku datang kembali

Kedalam rimbaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna

Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan

Dan aku terima kau dalam keberadaanmu

Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, pangrango yang dingin dan sepi

Sungaimu adalah misteri segala cintamu dan cintaku adalah kebisuanmu semesta

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti

Mandalawangi kau datang

Kau kembali

Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah keberanian, menghadapi yang tanda tanya tanpa kita mengerti, tanpa bisa kita menawar ‘terimalah dan hadapilah

Dan antara ransel kosong dan api unggun yang membara aku terima ini semua

Melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

Aku cinta kepadamu pangrango

Karena aku cinta pada keberanian hidup

    Central Trait dari Gie adalah konsisten, hal ini ditunjukan Gie dalam gerakannya melakukan perlawanan terhadap pemerintah yang Gie anggap tidak berpihak pada rakyat kecil, banyak hal yang dilakukan Gie dalam melakukan perlawanan terhadap pemerintah, mulai dari membuat tulisan tentang pandangannya terhadap pemerintah yang terkesan sangat berani, Gie juga disebut-sebut sebagai pelopor dari gerakan unjuk rasa besar-besaran dari mahasiswa pada tahun 1966 yang menuntut Soekarno turun dari jabatannya sebagai Presiden RI seperti yang digambarkan pada film “Gie, Catatan Seorang Demonstran”.  Berbeda dengan beberapa temannya yang setelah aktif digerakan mahasiswa dalam melawan pemerintah lalu malah bergabung dengan pemerintah, Gie menganggap bahwa itu sebagai sebuah hal “Munafik” dan Gie tidak menyukai hal itu, padahal Gie yang pernah diundang untuk berdiskusi ke Istana oleh Soekarno sebanyak 5 kali pernah ditawari menjadi Mentri namun Gie menolaknya, akibat ketidak sukaannya Gie terhadap bergabungnya temen-temannya dengan pemerintah akhirnya Gie mulai ditinggalkan oleh teman-temannya, namun walaupun Gie mulai ditinggalkan teman-temannya karena sikapnya Gie sama sekali tidak merubah sikapnya terhadap pemerintah, Gie tetap aktif mengkritisi kinerja pemerintah pada saat itu, sampai akhirnya Gie mengelurkan sebuah pernyataan yang saya anggap cukup inspiratif “lebih baik diasingkan dari pada menyerah terhadap kemunafikan”.

    Konsistensi Gie dalam mengkritisi kinerja pemerintah sama sekali tidak goyah meski Gie sempat berpikir bahwa yang ia lakukan itu sia-sia, seperti yang tuliskan Arif Budiman (kakak Gie) dalam bukunya Gie mengatakan “Akhir-akhir ini saya selalu berfikir, apa gunanya semua yang saya lakukan ini. Saya menulis, melakukan kritik pada banyak orang yang saya angap tidak benar dan yang sejenisnya lagi. Makin lama, makin banyak musuh saya dan makin sedikit orang yang mengerti saya. Dan kritik saya tidak merubah keadaan. Jadi apa sebenarnya yang saya lakukan? Saya ingin menolong rakyat kecil yang tertindas, tapi kalau keadaan tidak berubah, apa gunanya kritik-kritik saya? Apa ini bukan semacam onani yang konyol? Kadang-kadang saya merasa sungguh kesepian”. Menurut Arif Budiman Dia (Gie) menulis kritik-kritik yang keras dikoran-koran, bahkan kadang-kadang dengan menyebut nama, dia pernah mendapat surat-surat kaleng yang antara lain memaki-maki dia sebagai “Cina yang tidak tahu diri, sebaiknya pulang kenegerimu saja”. Ibu saya sering gelisah dan berkata: “Gie, untuk apa semuanya ini. Kamu hanya mencari musuh saja, tidak mendapat uang.” Terhadap ibu ia Cuma tersenyum dan berkata, “Ah, Mama tidak mengerti.” Dan Gie meneruskan apa yang selama ini dilakukan yaitu mengkritisi kinerja pemerintah sampai akhir hidupnya.

     Secondary Trait dari Gie adalah petualang, karna Gie memiliki kebiasaan menghabiskan akhir pekannya kegunung, “Gie bareng sahabat-sahabatnya seperti Idhan, Herman Lantang, Prabowo Dll termasuk bareng gua suka naek gunung, apa lagi ke Pangrango itu kita sering banget”, cerita sahabat Gie. Selain itu Gie juga disebut-sebut sebagai salah satu pendiri dari MAPALA UI (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia), bahkan Gie pada saat menghembuskan nafas terakhirnya pun digunung yaitu di gunung Semeru.

Jumat, 05 Juni 2015

Aplikasi Psikologi Klinis


Psikologi klinis sangat berkaitan erat dengan kejiwaan manusia dan bisa jadi memberikan pengaruh besar dalam perubahan kejiwaan seseorang dari yang semula memiliki gangguan menjadi sehat dalam kejiwaannya. Tentunya peranan tersebut memerlukan keprofesionalan dari seorang psikolog klinis yang handal dalam bidangnya. Terdapat beberapa peranan yang harus dimiliki oleh seorang psikolog klinis, sebagai berikut:

1. Intervensi: Terapi konseling
Istilah yang lebih familiar adalah psikoterapi yang pada umumnya menampilkan empat gambaran,pertama adalah membangun hubungan baik antara terapis dan pasien. Itu merupakan cara pertama untuk membuat nyaman pasien sehingga tahapan yang selanjutnya bisa berjalan dengan lancar. Membantu pasien untuk mampu mengeksplorasi diri dengan cara-cara psikologis. Terapis dan pasien bekerja sama, dalam memecahkan masalah pasien. Di dalam nya pasien dilibatkan dalam penanganan masalah agar menemukan jalan keluar yang tepat. Terapis memberikan sebuah stimulus pada pasien agar pasien bisa terampil dalam memecahkan masalahnya sendiri tanpa bergantung pada orang lain dan itu harus dilakukan secara efektif.

2. Assesmen, Psikodiagnostik, Evaluasi
Suatu proses yang digunakan seorang psikolog klinis untuk mengamati dan mengevaluasi masalah biologis, sosial, dan psikologis pasien. Evaluasi ini digunakan untuk pemaknaan dan penilaian diri bagi pasien dalam lingkungannya. Assesmen klinis menyediakan jawaban untuk pertanyaa-pertanyaan kunci, seperti menyangkut kelemahanklien dan akibat-akibatnya, defisiensi dan gangguan apa yang terjadi pada pemfungisan klien atau lingkunagn sosialnya untuk mengelola masalah dan atau mengembangkan kecenderungan positifnya.

3. Mengajar
Memberikan atau membagikan informasi yang berkaitan dengan profesinya, seperti psikologi klinis, psikologi abnormal, landasan dan keterampilan wawancara, psikologi komunitas, dan modifikasi perilaku. Mengajar juga dapat dilakukan dimanapun dalam berbagai pelatihan dan pengembangan manusia dalam lingkungan keluarga.



4. Konsultasi
Konsultasi bisa diberikan atau dilakukan pada peseorangan, kelompok, system dan organisasi untuk mengembangkan kualitas diri. Disebut konsultasi karena tujuan psikolog klinis untuk membantu melakukan pekerjaannnya dengan kepuasan dan efektivitasyang lebih tinggi sehingga timbul kepuasan dari dalam diri.

5. Administrasi
Dilaksanakan oleh psikolog klinis sesuai dengan jabatannya dalam posisi menajerial atau sebagai eksekutif, seperti universitas, rumah sakit atau klinik pasien rawat jalan.

6. Penelitian
Dikerjakan oleh psikolog klinis dalam berbagai macam bentuk riset investigasi, mengkaji keefektivan berbagai pendekatan terapi atau konsultasi, penyebab atau akibat suatu disfungsi psikologis dan akurasi prosedur assesmen yang berbeda.

Terdapat berbagai kegiatan yang tidak melibatkan psikolog klinis secara langsung tetapi merupakan tempat psikolog klinis berkolaborasi, seperti sekolah, industry maupun di bidang kemasyarakataN

Peranan Psikologi Klinis dengan Ilmu Lainnya

Peranan Psikologi Klinis dengan Ilmu Lainnya

1. Psikologi klinis mungkin diperlukan selain oleh psikologi juga oleh pedagogi dan andragogi, psikiatri, agama, sosiologi. Seandainya benar demikian berikan alasan esensial disertai contoh pernyataan tersebut.
Psikologi Klinis Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal. Psikologi Klinis juga merupakan studi tentang perilaku seorang individu secara dan yang khas (particular individual). Dengan demikian maka Ilmu Psikologi Klinis juga diperlukan dalam berbagai bidang seperti;
Pedagogi dan Andragogi;
Andragogi sebagai “Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar”.
Sebagian besar teori belajar-mengajar, didasarkan pada perumusan konsep pendidikan sebagai suatu proses pengalihan kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi itulah kemudian tercetus istilah “pedagogi” yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai “suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak”. Akhirnya pedagogi kemudian didefinisikan secara umum sebagai “ilmu dan seni mengajar”.
Untuk memahami perbedaan antara pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi yang telah dikemukakan, harus dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar, yaitu :
1. Citra Diri; Citra diri seorang anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
2. Pengalaman; Dalam pendekatan proses andragogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang sangat kaya. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.
3. Kesiapan Belajar; Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri.
4. Waktu dan Arah Belajar; Andragogi merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah nyata pada masa kini. Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik, suatu tujuan yang sengaja diciptakan, suatu pengalaman pribadi, suatu pengalaman kolektif atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini.
Psikiatri;
Psikiatri (Ilmu Kedokteran Jiwa) adalah cabang spesialistik Ilmu Kedokteran, yang mempelajari patogenesis, diagnosis, terapi, rehabilitasi, pencegahan gangguan jiwa dan peningkatan ikhtiar peningkatan taraf kesehatan jiwa. Penyandang profesi keahliannya adalah psikiater atau spesialis kedokteran jiwa.
Terkait erat dengan ilmu kesehatan mental yang berhubungan dengan psikologi klinis. Jika dihubungkan dengan psikologi klinis maka peranannya terkait dengan kesehatan mental yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembanga anak. Anak adalah manusia yang sedang tumbuh dan berkembang tentu juga akan berpengaruh terhadap perkembangan mentalnya. Psikiatri adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan anak yang berkaitan erat dengan kejiwaan dari sisi pandang secara medis.
Istilah psikiatri (inggris: psychiatry) diangkat dari bahasa Yunani, yaitu psyche (soul, mind kehidupan mental, baik yang sadar maupun bawah sadar dalam bahasa Indonesia: roh, jiwa, mental) dan iatreia (healing- penyembuhan). Sesuai dengan kedudukannya sebagai bidang ilmu, maka di dalam bidang psikiatri, psyche berarti mind atau mental dan bukan berarti soul atau roh.
Agama;
Dalam kehidupan peranan agama tidak bisa dilepaskan begitu saja, bila keadaan psikologis kesehatan jiwa seseorang perlu dipertegas dengan adanya keyakinan akan agama. Pemahaman akan keberadaan Tuhan sebagai pencipta makhluk didunia ini amat penting disadari. Bagi manusia yang beragama hal ini amat penting sebagai penetralisi kestabilan mental seseorang. Sebab dengan adanya agama orang akan yakin segala sesuatu yang diluar kendali manusia.
Sosiologi;
Karena lebih menyumbangkan pelayanan kemanusiaan yang penting bagi individual, kelompok sosial, dan komunitas untuk memecahkan masalah psikososial dan meningkatkan kualitas hidup.
Bidang Psikologi Klinis mengintegrasikan ilmu, teori, dan praktis untuk memahami dan mengurangi ketidaksesuaian,ketidakmampuan,dan rasa tak nyaman seperti pun meningkatkan adaptasi, penyesuaian manusia, dan perkembangan pribadi. Psikologi klinis memusatkan kegiatannya pada aspek intelektual, emosional, biologis, sosial, dan prilaku pemfungsian manusia sepanjang hidupnya,dalam berbagai budaya, dan pada taraf sosio ekonomik.
2. Ada tiga fungsi utama/bidang kegiatan psikologi klinis yaitu; Asesment, Intervensi, dan riset.
a. Terangkan apa yang dimaksud ketiga fungsi tersebut!
Fungsi Asesment;
fungsi ini ditekankan pada mengases perbedaan antar orang. Orang pertama yang tercatat melakukannya adalah Francis Galton, yang menggunakan metode kuantitatif, menyangkut akuitas sensori, keterampilan motor, dan waktu reaksi, yang ia lakukan saat membangun labolatorium antropometrik pada 1882. Selanjutnya dilakukan oleh McKeen Cattel, Wilhelm Wundt, yang memberikan perhatian pada masalah perbedaan waktu reaksi ini. Maka menurut Thorndike, 1997, usaha ini melahirkan istilah mental tests, la menggunakan 10 sub tes untuk suatu batteray test, dan dapat menemukan konstansi proses mental, bahkan menduga bahwa tes semacam itu dapat digunakan untuk menseleksi dan melatih orang seperti pun mendeteksi penyakit. Hal ini merupakan langkah-langkah awal bagi gerakan pengujian (tes).Kraeplin mengajukan gagasan bahwa gangguan itu dapat disebabkan oleh dua tipe penyebab, yakni faktor-faktor luar (exogenous, cur-wble) dan faktor dalam (endogenous, incurable). Ciri utama masa ini adalah dikembangkannya pengukuran mental (men¬tal measurement) atau pengetesan psikologis diagnostik (mental measurement ordiagnostic psychological testing), yang landasannya adalah Galton dan Cattel tetapi pencetusnya adalah Alfred Binet. KesehatanTerkendali(Monaged/-/ea/t/iCore),termasuk kesehatan mental dan perilaku, berkembang sebagai respons atas mahalnya biaya pemeliharaan kesehatan.Psikolog yang terlibat dalam pemeliharaan kesehatan ini perlu menguasai tes yang (a) membantu rencana penanganan dengan mengidentifikasi dan secara akurat mengases simtom-simtom problematik, (b) Sensitif terhadap perubahan dan peningkatan fungsi klien sebagai hasil penanganan, dan (c) relatif cepat.
Fungsi Intervensi;
Kraeplin (1850- 1899) Pusat perhatian adalah pada klasifikasi psikosis. Juga berkaitan dengan teknik penanganan penderita neurotik, seperti sugesti dan hipnosis. Fungsi intervensi ini berkaitan dengan teknik penangan masalah psikologi klinis yang dilakukan dengan menggunkan pendekatan teori-teori terhadap masalah yang dihadapi oleh klien. Misal Freud melahirkan teori psychoanalisis, Carl Rogers 1951 menerbitkan Client-Centered Therapy, Frankl, 1953, mengemukakan Logotherapy dan hubungannya dengan teori eksistensial, Perls mengajukan Gestalt Theapy, 1951, Pada tahun 1958, Ackerman juga menerangkan tentang Family Therapy, dan tahun 1962, Albert Ellis menerangkan tentang Ratio-Emotive Therapy. Sekitar tahun 1961, Eric Berne mengajukan Transactional Analysis atau TA. Lahirnya berbagai macam terapi “kecil” menimbulkan juga reaksi negatif, sebagaimana dikemukakan oleh Eyesenck dalam buku tipisnya yang terkenal, The Effectness ofPsychotherapy. Namun, kaum behavioris mulai mengembangkan metode-metodenya yang lebih “hardheaded’,’seperti dilakukan Andrew Salter, 1949, yang menulis ConditionedReflexTherapy, yang menjadi pendorong lahirnya metode-metode desensitisasi.Tahun 1953, B.F. Skinner mengembangkan terapi keperilakuan berdasarkan prinsip operan untuk terapi dan intervensi sosial.
Fungsi Riset;
fungsi ini berkaitan dengan fungsi pengembangan keilmuan dalam bidang psikologis. Yang pertama adalah Wilhelm Wundt, dikenal sebagai pendiri laboratorium psikologi yang resmi di Lelpzig pada tahun 1879. Ivan Pavlov (1900 – 1919) berhasil meletakkan dasar bagi psikologi klinis awal dengan clasical conditioningnya. Binet-Simon menawarkan bukti-bukti validitas tes baru mereka pada tahun 1905; dan pada tahun 1916 riset Terman atas tes Binet-Simon diterbitkan. Pada periode ini pun lahir tes Army Alpha dan Army Beta. Reset psikologi klinis Maiz merupakan reset yang berada dalam taraf infancy. Meskipun demikian lahirnya tes-tes kepribadian dan terutama lahirnya WBIS pada tahun 1939 perlu dicatat, sedangkan riset akademik menyangkut Behaviorisme dan Psikologi Gestalt merupakan kegiatan yang perlu dihargai. Behaviorisme menguatkan para psikolog klinis mengenai kekuatan pembiasaan dalam pengembangan dan penanganan gangguan prilaku. Sedangkan Psikologi Gestalt menekankan pentingnya pemahaman atas keunikan persepsi pasien atas masalah-masalahnya. Mulai pertahuan tahun 1960-an asesmen dan diagnosis menjadi kurang penting bagi psikolog klinis, karena mereka mulai langsung menangani pasien tidak sekedar mengases dan membuat diagnosis melayani kebutuhan profesi lainnya, seperti psikiater dan guru-guru. Riset di bidang tes inteligensi dan kepribadian, meskipun demikian terus berkembang, baik untuk keperluan psikoterapi maupun untuk penggunaan psikologi di bidang lain, seperti pendidikan dan industri-organisasi. Demikian juga dengan tes proyektif seperti Rorschach dan TAT, yang penelitian dan pengembangannya terus menerus dilakukan. Banyak dari studi ini menyangkut sisi validitas dan reliabilitas. Di antaranya adalah Cari Rogers, 1951,mengenai efektivitas konselingjaporannya terbit pada tahun 1954 bersama Dymond. Julian Rotter yang pada tahun 1954, mebciptakan Social Learning and ClinicaI Psychology. Kemudian Wolpe, 1958, mengembangkan metode systematic desensitization, sebagai salah satu dari sekian banyakjenis terapi perilaku. Tentu saja penelitian mengenai berbagai macam psikoterapi perlu dilakukan dan dikembangkan terus.

b. Apa yang dimaksud dengan istilah; Asesment psikologi, asesment psikologi klinis, dan psikologi diagnostik?
Asesmen Psikologi adalah;
“Proses mengumpulkan informasi yang biasanya digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang nantinya akan dikomunikasikan kepada pihak-pihak terkait oleh asesor” (Nietzel dkk,1998).
Asesment Psikologi Klinis adalah;
Asesment ini berkenaan dengan pengumpulan Informasi terhadap orang lain dapat berupa latar belakang, sikap, tingkah laku atau karakteristik yang dimiliki orang tersebut. Kemudian informasi tersebut dihubungkan dengan pengalaman dan harapan yang kita miliki sehingga kita akan mendapatkan kesan dari orang tersebut yang selanjutnya kita jadikan dasar untuk memutuskan cara kita bersikap terhadapnya.
b. Asesmen Psikologi Diagnostik adalah;
Suatu cara untuk menegakkan diagnosa yang akhirnya menjadi suatu diagnosa kepribadian.
Suatu usaha untuk mengukur karakteristik individu melalui pengamatan terhadap gambaran eksternal.
Perangkat yang digunakan untuk melakukan diagnosa terhadap gangguan psikologi terhadap kepribadian sesorang. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai macam kondisi psikologis yang dilakukan melalui diagnostik tersebut. Untuk itu ada beberapa macam perangkat diagnostik yang dapat digunakan untuk mengungkap kondisi mental orang yang di tes. APA (American Psychiatric Association) menerbitkan sistem klasifikasi diagnostik yang pertama kali, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder. Sistem ini kemudian terkenal dengan nama DSM I dan berlaku hingga tahun 1968, ketika WHO mengeluarkan International Classification of Diseases (ICD). DSM I kemudian direvisi dan disamakan dengan ICD, kemudian terbit DSM II. DSM I dan II menyeragamkan terminologi untuk mendeskripsikan dan mendiagnosa perilaku abnormal, tetapi tidak menjelaskan tentang aturan sebagai pedoman dalam memutuskan suatu diagnostik. Kemudian mengalami beberapa kali perubahan menjadi DSM III, DSM III-R. Dalam DSM III ini, sudah terdapat suatu kriteria operasional untuk masing-masing label diagnostik. Kriteria ini meliputi simtom utama dan simtom spesifik serta durasi simtom muncul. Disini juga digunakan pendekatan multiaxial, dimana klien dideskripsikan ke dalam lima dimensi (axis), yaitu : a) gangguan mental major, b) problem perkembangan dan gangguan kepribadian, c) Gangguan fisik atau kondisi-kondisi yang mungkin berhubungan dengan gangguan mental, d) Stressor psikososial (lingkungan) e) Rating terhadap fungsi psikologis, sosial dan pekerjaan dalam satu tahun terakhir.
c. Mengapa pada poin b ada intervensi, konseling, psikoterapi dan ada konsultasi. Dimana letak perbedaan dan persamaannya?
Ada tiga macam yaitu klasifikasi diagnostik, deskripsi dan prediksi.
1. Klasifikasi diagnostik
Maksud dari klasifikasi (penegakan) diagnostik yang tepat antara lain :
• Untuk menentukan jenis treatment yang tepat. Suatu treatment sangat bergantung pada bagaimana pemahaman klinisi terhadap kondisi klien termasuk jenis gangguannya (vermande, van den Bercken, & De Bruyn, 1996).
• Untuk keperluan penelitian. Penelitian tentang berbagai penyebab suatu gangguan sangat bergantung kepada validitas dan reliabilitas diagnostik yang ditegakkan.
• Memungkingkan klinisi untuk mendiskusikan gangguan dengan cara efektif bersama profesional yang lain (Sartorius et.al, 1996).
2. Deskripsi
Para klinisi beranggapan bahwa untuk memahami content dari perilaku klien secara utuh maka harus mempertimbangkan juga tentang context sosial, budaya dan fisik klien. Hal itu menyebabkan asesmen diharapkan dapat mendeskripsikan kepribadian seseorang secara lebih utuh dengan melihat pada person-environtment interactions. Dalam fungsinya sebagai sarana untuk melakukan deskripsi terhadap kepribadian seseorang secara utuh, di dalam asesmen harus terdapat antara lain : motivasi klien, fungsi intrapsikis, respon terhadap tes, pengalaman subjektif, pola interaksi, kebutuhan (needs) dan perilaku. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif tersebut memudahkan klinisi untuk mengukur perilaku pra treatment, merencanakan jenis treatment dan mengevaluasi perubahan perilaku pasca treatment.
3. Prediksi
Tujuan asesmen yang ketiga adalah untuk memprediksi perilaku seseorang. Misalnya klinisi diminta oleh perusahaan, kantor pemerintah atau militer untuk menyeleksi seseorang yang tepat bagi suatu posisi kerja tertentu. Dalam kasus tersebut, klinisi akan melakukan asesmen dengan mengumpulkan dan menguji data deskriptif yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan prediksi dan seleksi.
Klinisi kadang dihadapkan pada situasi untuk memprediksi hal-hal yang berbahaya, misalnya pertanyaan seperti “Apakah si A akan bunuh diri ?”, “Apakah si B tidak akan menyakiti orang lain setelah keluar dari RS?”. Pada saat itu klinisi harus menentukan jawaban “ya” atau “tidak”. Prediksi klinisi tentang “berbahaya” atau “tidak berbahaya” dapat dievaluasi dengan empat kemungkinan jawaban: a) True positive, jika prediksi klinisi berbahaya dan ternyata klien menunjukkan perilaku berbahaya, b) True negative, jika prediksi klinisi tidak berbahaya dan ternyata klien menunjukkan perilaku yang tidak berbahaya, c) False negative, jika prediksi klinisi tidak berbahaya tetapi klien menunjukkan perilaku berbahaya, d) False positive, jika prediksi klinisi berbahaya tetapi klien menunjukkan perilaku tidak berbahaya.
Intervensi; Intervensi dilaksanakan setelah dilakukan asesmen psikologis dalam rangka mengatasi atau melakukan penyembuhan terhadap permasalahan gangguan mental psikologis penderita.
Konseling; Konseling dilakukan setelah dilakukan asesmen dalam rangka membantu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan klien agar dapat mengatasi permasalahan hidup secara mandiri yang dilakukan disekolah, keluarga dan masyarakat.
Psikoterapi; Dengan adanya asesmen maka akan ditemukan permasalahan yang berkaitan dengan munculnya masalah yang bersifat patologis. Untuk itu penderita perlu mendapatkan treatmen atau terapi.
Konsultasi; Dilakukan setelah dilakukan asesmen dan berkenaan dengan berbagai alternatif pemecahan persoalan secara psikologis dan terencana dengan harapan klien dapat menilai dan melakukan pilihan aternatif permasalahan.
Perbedaan dan Persamaannya adalah: Masing-masing kegiatan tersebut memiliki kewenangan tersendiri dlam penangan permasalahan dan merupakan wilayah berbeda tetapi mereka kadang-kadang saling membutuhkan dalam proses pekerjaannya. Maka dari itu untuk menjaga ketimpangsiurannya diperlukan adanya kerjasama antar profesional terkait.
Intervensi Konseling Psikoterapi Konsultasi
1. Hanya membrikan stimulus
2. Waktunya singkat
3. Kliennya normal
4. Yang memberikan intervensi lebih dominan 1. Tidak ada treatment
2. Waktunya singkat
3. Kliennya normal
4. Klien lebih dominan
5. Keputusan ditangan klien 1. Klien memiliki masalah patologi
2. Waktunya lebih lama
3. Adanya treatmen atau terapi 1. Waktunya singkat
2. Kliennya normal
3. Hanya memberikan advise atau meluruskan masalah
4. Klien lebih dominan

3. Buatlah contoh judul penelitian dibidang asesment psikologi abnormal, asesment psikologi klinis, dan psikologi/konseling. Sebutkan dan terangkan variabel-variabel yang terdapat di dalamnya!
Judul penelitian dibidang asesment Psikologi Abnormal; Judul Pengaruh Psikiatri Dalam Berbagai Aspek Kehidupan. Beberapa variabel yang terkandung dalam judul penelitian ini meliputi: (1) roh, nyawa, atau (2) seluruh kehidupan batin manusia yang terdiri dari perasaan, pikiran, angan-angan, dsb. Peran psikiatri masih selalu dikaitkan dengan gangguan jiwa saja, padahal cakupan peran psikiatri sebagian besar justru di dalam berbagai aspek kehidupan yang menentukan tinggi atau rendahnya tingkat kesehatan jiwa individu maupun masyarakat. Psikiatri dan Kesehatan Mental (Psychiatry and Mental Health). Saat ini masih ada beberapa kerancuan pada makna istilah, yang dapat menghambat usaha memasyarakatkan psikiatri.
Judul penelitian dibidang asesment Psikologi Klinis; Pengaruh Kesehatan Jiwa (Mental Health) bagi anak hiper aktif ditengah keluarga. Variabel yang terkait meliputi keluarga, masyarakat, segi budaya, segi agama/spiritual, sosio-ekonomi, dsb.) Dengan demikian berdasarkan judul di atas perlu dibatasi kajian penelitian agar lebih terfokus.
Judul penelitian dibidang asesment Psikologi/Konseling; Kecenderungan perilaku nakal anak di lingkungan sekolah. Variabel yang terkandung meliputi; a) Perilaku Anarkis, b) Perilaku Depresif, c) Perilaku Agresif dan, d) konsep diri siswa.
4. Kegiatan apakah yang dapat dilakukan oleh ahli BK yang termasuk wilayah Pedagogi dan Androgogi dalam rangka spesialisasi psikologi klinis, misalnya dalam psikologi komunitas dan psikologi kesehatan (community mental health)
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh para ahli dalam bidang Bimbingan dan Konseling meliputi berbagai kemampuan yang dapat menunjang keahlian dalam melakukan pekerjaan diantaranya sebagai berikut:
a. Metode Psikologi
Beberapa metodologi dalam psikologi, diantaranya sebagai berikut :
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. (sumber : buku Psokologi, penulis : Abdul Rahman Shaleh, penerbit : Kencana Prenada Media Group). Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.
b. Observasi Ilmiah
Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-oranng yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara-pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain prilaku orang dalam bencana alam
c. Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari ceritaibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.
d. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.
e. Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan sudah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu. Dan orang yang diwawancaraipun tinggal membaca pertanyaan yang diajukan. Lalu menjawabnya secara tertulis pula. Lalu jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
f. Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya “pemeriksaan psikologi “ disebut juga dengan “psikotes”. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
5. Buatlah suatu problem statement (disertasi) bidang kegiatan BK yang bersangkutan dengan psikologi Klinis umum atau spesialis khusus di bidang psikologi klinis. (minimal 200-400 kata)
Model Konseling Kelompok Rational-emotive Untuk Meningkatkan Kinerja Konselor dalam Modifikasi Kecenderungan Perilaku Nakal Siswa SMA Bandung.
Pelayanan konseling yang diarahkan untuk membantu pengembangan individu dalam setting sekolah dan masyarakat luas harus diselenggarakan oleh tenaga ahli yang profesional pada jenjang Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3). Dalam sistem pendidikan nasional, keberadaan konselor sebagai salah satu kualifikasi tenaga ke’pendidikstffr yang setara dengan kualifikasi guru, dosen, pamong dan tutor. Konsekuensinya konselor sebagai pengemban profesi konseling harus mampu menampilkan kinerja profesionalnya yang efektif agar dirinya memperoleh penghargaan sejajar bahkan lebih baik dari pemerintah khususnya lembaga tempat dirinya mengabdi maupun dari masyarakat luas. Dalam hal penanganan masalah psikologis siswa di sekolah, konselor harus berada pada jajaran paling depan agar keberadaannya dapat memberikan efek yang signifikan terhadap mutu perkembangan peserta didik dan bagi peningkatan mutu produktifitas sekolah. Untuk menangani siswa yang memiliki kecenderungan perilaku nakal yang bersumber pada keyakinan irasional konselor dituntut mampu menggunakan teknik dan metode sesuai dengan karakteristik dan latar belakang siswa. Konselor dituntut mampu mengadaptasi teknik-teknik konseling perspective rational-emotive untuk meningkatkan kinerjanya dalam menanggulangi kecenderungan kenakalan siswa.
Tujuan umum penelitian ini untuk memperoleh model Konseling Kelompok Rational-Emotive (KKRE) dianggap dapat meningkatkan kinerja konselor dalam menyelenggarakan layanan konseling kelompok yang efektif untuk modifikasi kecenderungan perilaku nakal siswa SMA. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian dilakukan dalam dua tahap: 1) Studi pendahuluan untuk memperoleh model KKRE adaptif, Subyek penelitian untuk Studi awal adalah Guru BK/Konselor SMA dan untuk Uji Lapangan subyek penelitiannya siswa SMA dan
2) Uji lapangan efektifitas KKRE dalam modifikasi perilaku nakal menggunakan quasi eksperimen disain: “Patched-Up” Design.
Hasil penelitian akan direkomendasikan kepada:
1. Bagi Guru BK di sekolah sangat disarankan agar: a. meningkatkan kinerjanya dalam menangani kecenderungan perilaku nakal siswa, b. guru-guru berlatih menggunakan KKRE untuk pencegahan dan penanggulangan kenakalan remaja di sekolah, c. Kepala Sekolah perlu memfasilitasi peningkatan kinerja konselor dalam penggunaan sarana pembelajaran untuk aplikasi KKRE, d. bekerjasama dengan organisasi profesi Pertemuan Guru Bimbingan Konseling (MGBK) atau Asosiasi Bimbingan Konseling (ABKIN) untuk pelatihan peningkatan mutu kinerja konselor,
2. Bagi pengembangan ilmu bimbingan dan konseling, agar dapat mendorong minat siswa atau guru BK untuk penelitian lanjut.

Daftar Bacaan;
Sutardjo, A. Wiramihardja, (2009), Pengantar psikologi Klinis, Refika Aditama, Bandung.
Sutardjo, a Wiramihardja, (2005), Pengantar psikologi Abnormal, Refika Aditama, Bandung.
Jhon McLEOD, (2006) Pengantar Konseling, teori dan studi kasus, Kencana Predana Media Group, Jakarta.
Norman D Sundberg, at.all, (2007) Psikologi Klinis, teori, praktik, dan penelitian, Pustaka pelajar, Yogyakarta.
Winkel, (1995) Bimbingan dan Konseling di institusi pendidikan, Gramedia widiasarana, Jakarta



“Kewirausahaan Menurut Peter F Drucker”

Biografi Peter F. Drucker
Peter Drucker lahir di Wina, Austria pada 1909. Kemudian, ia dididik di Inggris dan Austria. Ia meraih gelar doktor di bidang hukum masyarakat dan hukum internasional di Universitas Frankfurt, Jerman. Kemudian, dia bekerja sebagai social ecologist, penulis, konsultan, dan sebagai professor di universitas. Selama itu, ia telah menulis 41 buku tentang ekonomi, politik, masyarakat, dan manajemen. Tulisannya telah diterjemahkan ke dalam 37 bahasa.
Di samping menulis buku, Drucker juga membuat program pelatihan di bidang manajemen dan bisnis. Ia juga menulis kolom rutin di Wall Street Journal selama lebih dari 20 tahun. Ia sering menulis esei ilmiah di The Economist, Harvard Business Review, The Atlantic Monthly, Financial Times, Foreign Affairs, Fortune, dan sebagainya. Dan sebagai konsultan, ia sering menyumbangkan pemikirannya dalam pembuatan kebijakan bagi pemerintah, perusahaan-perusahaan bisnis, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Fokus utama karya-karyanya kinerja manajemen puncak di dalam organisasi. Ia bekerja dengan banyak perusahaan besar maupun kecil. Beberapa tahun terakhir hidupnya, ia bekerja dengan banyak perusahaan non-profit, termasuk universitas, rumah sakit, dan gereja. Di samping itu, ia juga bekerja sebagai konsultan bagi pemerintah Jepang dan Kanada.
Peter Drucker adalah seorang professor di bidang filsafat dan politik di Bennington College di Bennington.  Ia juga menjadi professor pada bidang manajemen di Graduate School of Management di New York University dari 1949 sampai 1971. Pada 1969, ia menerima penghargaan tertinggi, yakni NYU Presidential Citation. Dari 1971-2002, ia menjadi Clarke Professor di bidang ilmu sosial dan manajemen di Claremont Graduate University in Claremont, California. Sekarang, sekolah ini bernama Peter F. Drucker and Masatoshi Ito Graduate School of Management.
Pada 1993, Drucker mendirikan Peter Drucker Research Library and Archive di Internet. Ia juga menerima Presidential Medal of Freedom, yakni penghargaan tertinggi bagi warga sipil Amerika Serikat. Ia juga menerima penghargaan dari pemerintah Jepang dan Austria. Ia memperoleh penghargaan doktor kehormatan dari 25 universitas di Amerika, Belgia, Inggris, Spanyol, dan Swiss. Pada 1955 sampai 1960, ia menjabat sebagai pimpinan dari Society for the History of Technology. Pada awal karirnya, Drucker adalah seorang ekonom untuk International Bank di London, sekaligus menjadi koresponden bagi koran Inggris




Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
            “Di dalam bisnis”, demikian tulis Drucker, “inovasi jarang ditemukan dalam munculnya inspirasi. Inovasi muncul dari analisis bermata dingin dari tujuh macam kesempatan yang ada.” Dengan kata lain, kunci kesuksesan yang utama bukanlah sekedar inspirasi, tetapi praktek inovasi yang tersistematisir di dalam perusahaan. Selain strategi yang tepat, kunci kesuksesan sebuah bisnis terletak pada bentuk aktivitas tertentu, yakni aktivitas inovasi. Aktivitas inovasi adalah “suatu upaya untuk menciptakan perubahan yang terarah terhadap potensi ekonomi maupun sosial perusahaan. “Tentu saja, ada beberapa inovasi yang muncul dari kinerja orang-orang jenius. Akan tetapi, ini hanya perkecualian saja.


Tujuh Faktor Sumber Inovasi Menurut Drucker
1.      Peristiwa-peristiwa yang Tak Terduga
Menurut Drucker, salah satu sumber inovasi dan kreativitas yang utama adalah keberadaan dari “yang tak terduga” (the unexpected). Pada awal dekade 1930-an, IBM mengembangkan sebuah mesin penghitung uang modern untuk praktek fungsional bank. Akan tetapi, pada dekade itu, bank tidak membeli komputer untuk praktek finansial mereka. Pada saat yang sama, perpustakaan umum New York menyatakan, bahwa mereka membutuhkan mesin itu. Tidak seperti sekarang, pada masa itu, perpustakaan memiliki dana yang besar untuk pengembangan. Thomas Watson, Sr, CEO IBM pada masa itu, pun menjual ribuan mesin penghitung uang kepada banyak perpustakaan di Amerika.
Lima belas tahun setelah peristiwa ini, dunia bisnis mulai tertarik pada mesin penghitung uang. Komputer bukan hanya berurusan dengan dunia akademik saja, tetapi juga dengan dunia bisnis. Komputer penghitung uang digunakan sebagai penghitung gaji di perusahaan-perusahaan. UNIVAC, perusahaan komputer yang punya teknologi paling canggih pada masa itu, hendak mendominasi pasar. Akan tetapi, IBM segera memanfaatkan situasi, dan menginvestasikan dana untuk mengembangkan mesin penghitung uang mereka. Dalam lima tahun, IBM menjadi penguasa pasar penyedia komputer penghitung gaji. Kondisi ini bertahan sampai sekarang.
“Kegagalan yang tak terduga”, demikian Drucker, “mungkin sama pentingnya jika dianggap sebagai kesempatan yang bagus untuk melakukan inovasi. ” Kasus Ford-Edsel bisa dijadikan bahan pelajaran berharga. Banyak orang beranggapan, bahwa Ford-Edsel merupakan kasus kegagalan industri otomotif terbesar dalam sejarah. Akan tetapi, menurut Drucker, hanya beberapa orang yang sadar, bahwa kegagalan industri itu sebenarnya juga merupakan kunci keberhasilannya. Edsel adalah tipe mobil yang diciptakan oleh Ford untuk menyaingi dominasi General Motors pada masa itu. Akan tetapi, secara tiba-tiba, Ford menyadari terjadinya perubahan paradigma di masyarakat Amerika. Masyarakat Amerika tidak lagi hanya berfokus pada harga mobil saja, tetapi pada “gaya hidup” (life styles) yang ditawarkan mobil tersebut. Ford menanggapi itu dengan menawarkan Mustang, yang pada akhirnya memang menjadi simbol gaya hidup modern Amerika. Pasar mobil pun kembali dikuasai oleh Ford.
“Keberhasilan dan kegagalan yang tak terduga adalah sebuah kekuatan produktif inovasi bisnis”, demikian Drucker ,”karena banyak orang mengabaikannya.. dan bahkan membencinya. ” Banyak orang takut dengan “yang tak terduga”. Hal yang sama terjadi pada para manajer-manajer bisnis yang tangguh. Mereka takut pada “yang tak terduga”. Mereka memalingkan perhatian mereka pada kesempatan yang muncul dari “peristiwa-peristiwa yang tak terduga” (unexpected occurences).
Seorang ilmuwan Jerman menemukan novocaine pada 1905. Novocaine adalah narkotik pertama yang tidak menimbulkan kecanduan, dan dapat digunakan di dalam praktek operasi bedah, seperti pada amputasi misalnya. Akan tetapi, banyak ahli bedah lebih memilih melakukan anesthesia penuh pada prosedur semacam itu. Hal ini masih terjadi sampai sekarang. Diam-diam, banyak dokter gigi tertarik dengan novocaine. Mereka menggunakannya di dalam praktek medis. Sang pencipta novocaine kaget dengan fakta itu. Ia pun berkeliling untuk menghimbau kepada para dokter gigi, supaya tidak menggunakan novocaine di dalam praktek mereka, karena memang novocaine tidak ditujukan untuk para dokter gigi. Jelas, sang pencipta novocaine tidak siap menghadapi fakta yang tidak terduga. Ia bersikap defensif dan reaksioner, sehingga tidak berhasil menjadikan produknya kompetitif.
Banyak perusahaan melaporkan kegagalan mereka mengantisipasi peristiwa yang tak terduga di dalam laporan bulanan mereka. Mereka menganggap peristiwa yang tak terduga sebagai kerugian. Tentu saja, informasi tersebut penting, supaya tidak terjadi kerugian dalam jumlah besar yang mengancam eksistensi perusahaan. Akan tetapi, stigma bahwa peristiwa tak terduga merupakan simbol kerugian, pada akhirnya, bisa menutup kemungkinan perusahaan untuk mengembangkan bisnis mereka secara kreatif. Manajer yang tangguh haruslah mampu melihat “yang tak terduga” sebagai peluang, dan bukan sebagai masalah.

2.       Inkongruensi
Pada 1960, Alcon Laboratories berhasil mencetak sukses yang luar biasa. Bill Conner, salah seorang pendiri perusahaan, berhasil memanfaatkan inkongruensi di dalam praktek medis. Operasi katarak adalah salah satu operasi yang paling sering dilakukan di dunia. Para ahli biasanya lebih memilih menggunakan metode konvensional. Namun dalam perkembangan, banyak ahli yang lebih muda menemukan metode yang berbeda, namun dengan hasil yang sama. Metode baru ini dianggap inkongruen; tidak sesuai, dan tidak pantas. Alcon memilih untuk bersikap progresif. Mereka memperhatikan metode baru ini, dan bersedia menyediakan peralatan medis yang diperlukan. Dalam waktu singkat, Alcon mendominasi pasar penyediaan peralatan medis untuk operasi katarak. Lima belas tahun kemudian, Nestle membeli Alcon dengan harga yang luar biasa besar.

Pada awalnya, inkongruensi semacam itu tampak tidak logis, maka tidak bisa dijadikan patokan. Akan tetapi, jika anda mau lebih teliti, inkongruensi semacam itu sebenarnya adalah kesempatan untuk menjadi kreatif. Realitas yang inkongruen bisa menjadi sumber kreativitas yang besar. Paling jelas adalah inkongruensi antara harapan (expectations) dan hasil (results) di dalam praktek bisnis.
Pada lima puluh tahun pertama abad kedua puluh, banyak pengusaha kapal berusaha menciptakan kapal yang memiliki kecepatan tinggi, namun irit dalam konsumsi bahan bakar. Akan tetapi, yang terjadi adalah: semakin berhasil mereka menciptakan kapal berkecepatan tinggi dengan konsumsi bahan bakar rendah, penjualan mereka justru semakin rendah. Pasar perkapalan menunjukkan penurunan yang drastis. Inilah yang disebut sebagai inkongruensi antara asumsi-asumsi pelaku bisnis dengan realitas yang terjadi. Pengeluaran terbesar para praktisi bisnis dalam penggunaan kapal bukanlah pada saat kapal berada di laut, tetapi pada saat kapal tersebut berlabuh. Setelah para pengusaha kapal memahami fakta ini, mereka mengubah arah produksi mereka. Solusi terhadap inkongruensi ini tidak membutuhkan teknologi baru, tetapi cara berpikir yang baru! Hasilnya, industri kapal mengalami kemajuan pesat selama hampir 30 tahun setelahnya.

3.       Proses-proses Pemenuhan Kebutuhan
Sampai 2002, Jepang belum memiliki sistem transportasi jalan tol modern. Jalan raya di Jepang masih mengikuti pola jalan yang sama, yang sudah diterapkan sejak abad ke sepuluh. Mobil bisa tetap berjalan tanpa banyak terjadi kecelakaan, karena pemerintah Jepang berhasil mengintegrasikan sistem reflektor kaca mobil. Akibatnya, para pengendara mobil bisa melihat arah mobil dari enam arah berlawanan. Teknologi reflektor ini sangatlah sederhana. Akan tetapi, kinerjanya sangatlah efektif. Pemerintah Jepang berhasil melangsungkan proses-proses pemenuhan kebutuhan para pengendara mobil di Jepang.
Apa yang disebut media massa sekarang ini, menurut Drucker, sebenarnya adalah suatu proses-proses pemenuhan kebutuhan juga. Kebutuhannya ada dua. Yang pertama adalah kebutuhan untuk mencetak ribuan koran untuk memenuhi kebutuhan berita masyarakat. Yang kedua adalah kebutuhan banyak perusahaan untuk memasarkan produknya melalui surat kabar. Ide yang kedua muncul dari Adolph Ochs dari New York Times, William Randolph Hearst, dan Joseph Pulitzer dari New York World. Pemasaran melalui surat kabar memungkinkan surat kabar tersebut dapat disebarkan secara gratis, karena pemasukan utama surat kabar adalah dari iklan.

4.       Perubahan Pasar
Menurut Drucker, “strategi bisnis dapat berubah hanya dalam semalam”. Perubahan itu bisa ditafsirkan dengan dua cara, yakni sebagai masalah, atau sebagai kemungkinan untuk melakukan proses produksi yang kreatif. Banyak perusahaan besar hanya terpaku pada bisnis utama mereka. Mereka tidak memperhatikan perubahan dan perkembangan pasar. Mereka menutup mata dari segmen pasar yang mengalami perkembangan paling pesat. Jika bersikap seperti itu, maka pendatang baru akan merebut pasar yang sedang berkembang itu. Kemungkinannya ada dua, sang pendatang baru akan menjadi penguasa pasar di masa depan, atau perusahaan besar membuka peluang di segmen yang sedang berkembang, serta memperluas usaha mereka.

5.       Perubahan Demografis
Perubahan demografis adalah data eksternal yang, bila digunakan, akan mendorong perusahaan ke arah perkembangan yang kreatif. Banyak orang tidak menyadari, bahwa angkatan kerja 2020 sudah dilahirkan pada masa sekarang. Data mengenai angkatan kerja masa depan itu bisa menjadi sumber kreativitas dan inovasi yang besar, jika digunakan semestinya.
Banyak perusahaan Jepang mengembangkan bisnis mereka dengan berbasis pada data perubahan demografis. Sekarang ini, Jepang sudah menjadi negara maju. Tingkat warga yang memiliki pendidikan tinggi terus meningkat dari tahun ke tahun. Akibatnya di masa depan nanti, banyak pekerjaan-pekerjaan kasar kerah biru akan kekurangan suplai tenaga kerja. Bagaimana mengisi kekosongan ini? Industri-industri di Jepang menanggapi dengan mengembangkan teknologi robot. Jadi, manusia akan berfokus pada pekerjaan-pekerjaan kerah putih yang memang membutuhkan daya analisis serta kemampuan membuat keputusan yang tinggi. Sementara, pekerjaan-pekerjaan kasar khas kerah biru akan diserahkan pada robot. Jepang menggunakan data perubahan demografis dengan tepat. Akibatnya, mereka kini memimpin pengembangan teknologi robot.
Di Eropa sejak dekade 1970-an, banyak perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata sudah menyadari, bahwa tingkat pendidikan pelanggan mereka sudah berkembang. Konsekuensinya, pola hiburan dan pariwisata yang lama tidak lagi bisa menyentuh hati dan selera mereka. Oleh karena itu, para pimpinan perusahaan pariwisata mulai mengembangkan paradigma industri hiburan dan pariwisata yang baru dengan menggabungkan berbagai kultur yang ada, sehingga tercipta industri hiburan yang eksotis dan memikat.
Menurut Drucker, banyak manajer sudah mengetahui arti penting dari data demografis. Akan tetapi, mereka masih berpendapat, bahwa perubahan demografis sangatlah lambat, sehingga hampir tidak memberikan pengaruh apapun. Hal ini tidak lagi berlaku. Perubahan data demografis pada abad ke-21 sangatlah cepat. Perubahan tingkat pendidikan, pekerjaan, dan selera masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan pasar secara sangat signifikan. Perubahan semacam itu juga merupakan peluang untuk mengembangkan bisnis secara kreatif.



6.       Perubahan Persepsi
Ingatkah anda akan perumpamaan “gelas setengah penuh” dan “gelas setengah kosong”? Menurut Drucker, perumpamaan ini menggambarkan dengan tepat pentingnya persepsi terhadap suatu fenomena. “Mengubah persepsi manajer dari setengah gelas penuh menjadi setengah gelas kosong”, demikian Drucker, “membuka kesempatan bagi perkembangan yang besar.”
Drucker memberi contoh tentang kasus Amerika. Tiga atau empat dekade belakangan ini, dunia kesehatan Amerika Serikat mengalami kemajuan pesat. Angkat kematian bayi menurun tajam. Umur hidup rata-rata orang meningkat setiap tahunnya. Banyak penyakit kanker yang berhasil disembuhkan. Walaupun begitu, masyarakat Amerika mengalami paranoia kolektif tentang kesehatan mereka. Tiba-tiba, semua orang jadi sangat khawatir dengan kondisi kesehatan mereka. Mereka khawatir terkena kanker. Semua penyakit secara langsung dikaitkan dengan kanker. Jelaslah dalam hal ini, gelas dilihat setengah kosong.
Masyarakat Amerika tidak menikmati perkembangan teknologi kesehatan mereka. Mereka justru berpendapat, bahwa penyakit masih merupakan penyebab utama kematian. Menurut Drucker, situasi ini sangatlah tepat untuk memasarkan produk-produk kesehatan, seperti obat-obatan, alat-alat olahraga, dan program-program diet sehat. Pada 1983, perusahaan yang paling berkembang adalah perusahaan penjual alat-alat olahraga dalam ruangan.
Perubahan persepsi tidak mengubah fakta, melainkan mengubah bagaimana fakta itu dimaknai. Perubahan makna atas fakta-fakta yang ada tersebut bisa berlangsung sangat cepat. Dulu, komputer dipandang sebagai ancaman bagi praktek bisnis. Tak sampai dua tahun, pandangan itu berubah. Komputer pun dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari praktek bisnis. Jelaslah, bahwa perubahan persepsi ini seringkali tidak bisa diukur dan ditebak. Inilah yang disebut sebagai mood pasar. “Akan tetapi”, tulis Drucker, “mood pasar bukanlah sesuatu yang misterius. Itu adalah sesuatu yang konkret, dapat dirasakan, dan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kemajuan.”

7.       Penemuan Teknologi-teknologi Baru
Kreativitas dan inovasi terbesar di dalam sejarah muncul, karena penemuan teknologi-teknologi baru. Penemuan itu bisa berupa penemuan teknis, saintifik, ataupun penemuan sosial, seperti cara memasarkan gaya baru, dan sebagainya. Memang, tidak semua orang menganggap, bahwa inovasi dan kreativitas muncul dari penemuan teknologi baru. Akan tetapi inilah inovasi dan kreativitas yang sesungguhnya berada. Orang yang berhasil melakukan ini akan mendapatkan reputasi baik sekaligus kekayaan atas penemuannya itu.
Dalam konteks bisnis, Drucker berpendapat, bahwa kreativitas dan  inovasi terpenting muncul dan berbasis pada pengetahuan (knowledge based  creativity). Kreativitas semacam ini berbeda dari kreativitas lainnya. Jika suatu pengetahuan yang baru berhasil ditemukan, penemuan itu tidak otomatis bisa menghasilkan suatu teknologi yang siap pakai. Proses menciptakan teknologi yang praktis dari pengetahuan murni membutuhkan waktu yang lama. Bahkan, setelah teknologi praktis sudah ditemukan, proses pemasarannya, sehingga bisa dirasakan masyarakat luas, pun membutuhkan waktu lagi. Menurut Drucker, jarak antara penemuan pertama sampai bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas sekitar 50 sampai 60 tahun. Itu pun mengandaikan teknologi pemasaran dan respons pemerintah yang cepat. Bayangkan, betapa lamanya penemuan pengetahuan murni sampai bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas di Indonesia.
Penemuan semacam ini membutuhkan pengetahuan yang beragam. Tidak ada satu ahli bidang pengetahuan tertentu yang bisa merumuskan semuanya. Drucker memberi contoh tentang penemuan sistem bank modern (modern banking). Konsep tentang sebuah institusi mandiri, yang tujuannya mengolah modal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dirumuskan secara sistematis oleh Comte de Saint-Simon pada masa pemerintahan Napoleon di Prancis. Akan tetapi baru 30 tahun setelah kematiannyalah dua murdinya, yakni Pereire bersaudara, mendirikan bank mandiri pertama, yakni Credit Mobilier. Mereka adalah pelopor apa yang kita sebut sekarang ini sebagai kapitalisme finansial.
Dalam usaha pertamanya tersebut, mereka tidak berhasil. Credit Mobilier pun ambruk. Beberapa tahun kemudian, dua anak muda,  yakni J.P Morgan dari Amerika Serikat dan Georg Siemens dari Jerman, menggabungkan teori bank mandiri dan teori bank komersil untuk mendirikan bank modern pertama. Mereka sukses. Hasilnya adalah J.P Morgan & Company di New York, dan Deutsche Bank di Berlin. Sepuluh tahun kemudian, seorang Jepang bernama Shibusawa Eiichi menggukan konsep bank modern yang ada, dan menerapkannya dalam konteks Jepang. Ia meletakkan dasar bagi ekonomi Jepang sekarang ini.
“Waktu yang lama dan kebutuhan untuk menggabungkan beragam bentuk pengetahuan yang ada”, demikian Drucker, “menjelaskan ritme yang tidak biasa dari inovasi berbasis pengetahuan, daya tarik, dan bahayanya. ” Memang, inovasi berbasis pengetahuan, seperti yang saya contohnya di atas, sangat sulit untuk diatur, tetapi bukannya tidak mungkin. Kesuksesan yang sesungguhnya terletak pada kemampuan seseorang untuk melakukananalisis mendalam tentang jenis-jenis pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi kreatif dan menciptakan kemajuan. J.P Morgan dan Georg Siemens melakukan ini, ketika mereka mendirikan bank modern untuk pertama kalinya.
Drucker lebih jauh berpendapat, bahwa inovasi berbasis pengetahuan ini memiliki sifat paradoks. Elemen utamanya adalah pengetahuan, tetapi keberadaan inovasi dan kreativitas semacam ini sangatlah tergantung pada situasi konsumen. Percuma mengembangkan sebuah produk yang didasarkan pada pengetahuan yang canggih, tetapi buta pada kebutuhan utama konsumen. Bahkan bisa juga dikatakan, bahwa model inovasi berbasiskan pengetahuan adalah model yang paling tergantung terhadap kebutuhan konsumen. Fokus utamanya pengetahuan, tetapi keberadaannya sangat tergantung pada apa yang menjadi keinginan konsumen.




8.       Kesimpulan Pandangan Drucker
Drucker mengajarkan kita, bahwa inovasi yang kreatif dan sistematis dimulai dengan analisis terhadap kemungkinan dan peluang-peluang yang baru.  Seorang inovator atau penemu yang baik siap untuk melihat dan menangkap berbagai kemungkinan yang ada secara mendalam, walaupun kemungkinan itu tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Inovasi dan kreativitas itu sekaligus menggunakan konsep dan persepsi. Oleh karena itu, orang perlu untuk melihat secara konseptual, dan merasakan secara perseptual. Ia harus keluar dari comfort zone dan melihat, bertanya, serta mendengarkan. Ia harus melakukan riset analitis tentang jenis pengetahuan apa yang diperlukan untuk menangkap suatu peluang. Ia juga harus terjun ke masyarakat untuk memahami kebutuhan, nilai-nilai, dan harapan mereka.
Suatu inovasi yang didasarkan pada kreativitas haruslah sederhana dan fokus pada tujuan tertentu. Tujuan tersebut harus tunggal. Jika tujuannya banyak, maka orang akan bingung. Inovasi yang didasarkan atas kreativitas biasanya dimulai dari sesuatu yang kecil. Inovasi semacam ini tidaklah dimulai secara gegap gempita. Ide tentang inovasi yang rumit, tidak fokus, dan kelihatan megah biasanya tidak akan berhasil.
Menurut Drucker, tidak ada kepastian, apakah suatu inovasi yang didasarkan pada kreativitas itu akan berkembang menjadi bisnis raksasa, atau hanya menjadi bisnis yang sederhana.  Apapun yang terjadi, suatu inovasi yang berbasiskan pada pengetahuan dan kreativitas akan menjadi pemimpin di bidangnya, dan ini sudah merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. “Jika sebuah inovasi tidak bertujuan untuk memimpin sedari awal,” demikian Drucker, “maka inovasi itu tidak akan cukup inovatif.”
Inovasi dan kreativitas lebih merupakan buah dari usaha keras, bukan hanya kecerdasan atau geniusitas. Inovasi memerlukan pengetahuan yang tepat dan fokus yang jelas. Jika anda ingin melakukan terobosan dalam bidang usaha perbankan, maka anda harus fokus disana. Fokus menentukan segalanya. Sangat jarang muncul seorang inovator brilian yang memiliki beragam pekerjaan dan usaha yang tidak terkait satu sama lain.
Inovasi dan kreativitas yang otentik membutuhkan bakat, kecerdasan, dan pengetahuan yang tepat. Akan tetapi, itu semua menjadi tidak berguna, jika tidak dibarengi dengan kerja keras yang fokus pada tujuan spesifik. Tanpa ketekunan, konsistensi, dan fokus yang jelas, kecerdasan, bakat, dan pengetahuan menjadi tidak relevan.

Jenis-Jenis Gangguan Psikologis


1. Definisi Normal
                Menurut WHO Normal adalah suatu keadaan fisik, mental dan kehidupan sosial yang lengkap dan tidak semata-mata karena tidak adanya penyakit atau cacat atau luka.
                Menurut WFMH Normal adalah suatu keadaan yang optimal pada sisi intelektual, emosional dan sosial serta tidak semata-mata adanya gangguan-gangguan mental, sepanjang tidak mengganggu kepentingan lingkungannya, secara khusus, lingkungan sosial.

2. jenis- jenis gangguan
Jenis gangguan dapat diklasifikasikan berdasarkan kondisi ego seseorang. Ada 3 fungsi ego yang tergolong terganggu, yaitu :
a.       Ego yang lemah tapi masih utuh
Ego ini sangat rentan, baik terhadap tekanan dari luar maupun dorongan dari dalam. Ego ini akan melahirkan neurosis (neurasteni ), yaitu adanya “syaraf yang lemah”.
b.      Ego yang retak
Ego ini terpecah dalam bagian-bagian yang terpisahkan dalam otak, akibatnya informasi dari satu bagian ke bagian lainnya berjalan “meloncat-loncat/tidak nyambung”, seperti terjadi pada penderita skizofrenia. Ego ini melahirkan psikosis, yaitu tidak sesuainya ransangan dan tanggapan.
c.       Ego bolong (pourous)
 Ego bolong adalah adanya lubang atau bolong  ditempat-tempat tertentu (otak). Ego ini ibarat seperti filter (penyaring) yang terdapat lubang  sehingga apa yang di inginkan begitu saja dinyatakan tanpa mempertimbangkan apa yang disetujui dan tidak disetujui oleh lingkungan. Dengan demikian lahirlah perilaku psikopatis.

       Dalam DSM – IV TR saat ini terdapat lima aksis (sumbu) jenis gangguan  yang dua diantaranya menyangkut psikologi secara langsung, yaitu :
       AKSIS 1. Disorder terdiri atas :
A.      Disorder (gangguan) yang biasa mendapat diagnosis :
1)      Pada anak –anak kecil (childhood), bayi, anak kecil dan remaja;
2)      Delirium, dimensia, amnesia dan gangguan kognitif lainnya;
3)      Kemampuan mental berhubungan umum dengan medis yang tidak bisa diklasifikasikan pada hal lain;
4)      Gangguan yang berhubungan dengan bahan-bahan (substansi) seperti narkoba dan alcohol;
5)      Skizofrenia dan gangguan psikotis lainnya;
6)      Gangguan perasaan (mood disorder) seperti suasana hati manis-depresi;
7)      Gangguan kecemasan (anxiety disorder);
8)      Gangguan somatoform, yaitu gangguan jiwa yang tampil dalam bentuk fisik;
9)      Gangguan factious;
10)   Gangguan disosiatif;
11)   Gangguan seksual & gender identity;
12)   Gangguan makan (eating disorder) seperti anoreksia dan bulimia;
13)   Gangguan tidur (sleep disorder), seperti insomnia;
14)   Gangguan pengendalian impuls yang tidak dapat diklasifikasikan, seperti kleptomania (dorongan untuk mengambil milik orang lain), dan suka pada api (piromania);
15)   Gangguan-gangguan penyesuaian.
B. menyangkut kepribadian seperti paranoid, schizoid, obsessive, antisosial, compulsive, dan lain-lain.
#Klasifikasi gangguan berdasarkan PPDGJ III
Konsep gangguan jiwa yang diambil dirujuk DSM IVsebagai berikut : Gangguan mental dikonsepsualisasikan sebagai sindrom atau pola psikologis atau keprilakuan yang secara klinis signifikan yang muncul dalam individual dan yang diasosiasikan dengan distress yang tampil saat ini (misalnya simtom rasa sakit) atau ketidakmampuan (misalnya kelemahan dalam satu atau lebih area pemfungsian yang penting) atau dengan peningkatan risiko menderita kematian, kesakitan, ketidakmampuan, atau kehilangan kebebasan yang penting.
Dari konsep gangguan jiwa diatas terdapat 3 butir konsep penting;
1)      Adanya gejala klinis yang bermakna, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikogenik,
2)      Gejala tersebut menimbulkan penderitaan (distress), berupa rasa nyeri, tidak nyaman, disfungsional organ tubuh dll.
3)      Gejala tersebut menimbulkan ketidakmampuan (disabilility) dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti mandi, makan, berpakaian.
Adapun prinsip penggolongannya adalah :
1.       Pendekatan penggolongan bersifat ateoritik dan deskriptif.
2.       Setiap gangguan jiwa tidak dianggap sebagai suatu kesatuan yang tegas batas-batasnya, baik antara suatu jenis gangguan jiwa dengan jenis gangguan jiwa lainnya, maupun antara gangguan jiwa dan jiwa yang tidak terganggu.
3.       Penggolongan gangguan jiwa tidak diartikan atau sama sekali bukan penggolongan orang.
4.       Dinilai tidak benar kalau ada anggapan bahwa dua orang yang menderita gangguan jiwa yang sama dengan orang lainnya, berarti sama dalam segala hal penting lainnya.
5.       Dalam PPDGJ – III terdapat istilah “kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis”, yang tidak tergolong gangguan jiwa.
6.       Terdapat 100 kategori diagnosis, mulai dari F00 sampai dengan F98.


Adapun jenis-jenis gangguan mental lainnya
a. Skizofrenia.
 Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang. Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak ” cacat ”.
b. Depresi
Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri. Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya. Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam. Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi. Individu yang menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktifitas. Depresi dianggap normal terhadap banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang mulai pulih.
 c. Kecemasan
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya. Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik. Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali. Intensitas kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat tingkatan yang meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik.
 d. Gangguan Kepribadian
Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia) dan gejala-gejala neurosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan gangguan intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian: kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif, kepribadian histerik, kepribadian astenik, kepribadian antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequate.
e. Gangguan Mental Organik                     
Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut dan menahun.
 f. Gangguan Psikosomatik
Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah. Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.
 g. Retardasi Mental
Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
 h. Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja.
Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat. Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling memengaruhi. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Pada gangguan otak seperti trauma kepala, ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan kepribadian.Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dicegah